Ekonomi RI Belum Stabil, Industri Otomotif Lesu

Wanita Cantik Pemanis Pameran IIMS 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Masih belum stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berimbas pada penjualan sektor otomotif roda empat di Indonesia.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

Ketua III Gaikindo, Johnny Darmawan, mengatakan, dengan kondisi tersebut, ternyata secara psikologis memiliki efek yang bisa memengaruhi daya beli masyarakat.
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop


"Ada tiga faktor penting dalam hal ini. Satu mengenai ketersediaan duit, kedua nilai tukar rupiah, dan ketiga adalah suku bunga. Saat ini, kita lihat nilai tukarnya masih di kisaran Rp13.000," kata Johnny di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 23 Juli 2015


Dengan nilai tukar rupiah yang masih tinggi tersebut, kata Johnny, laju penjualan mobil terus menurun. Bahkan, dia memperkirakan penjualan mobil hanya mencapai satu juta unit sepanjang 2015.


"Target 1,1 juta unit itu sudah direvisi. Tapi, kalau saya lihat kecenderungan saat ini hanya satu juta unit," ujarnya


Karena itu, dia meminta kepada pemerintah untuk langsung turun tangan. Pemerintah dapat ikut membantu dengan mempercepat realisasi proyek infrastruktur, supaya menjadi pendorong gairah daya beli di saat ekonomi Indonesia yang tengah lesu dan belum stabil.


Dari sisi nilai tukar rupiah, Johnny juga mengakui pengusaha otomotif sangat terpukul. Meskipun ada mobil yang 85 persen komponennya sudah dibuat di Indonesia, bahan baku komponen tetap ada yang diimpor.


Tentunya, kondisi ini memengaruhi biaya produksi yang semakin meningkat. Belum lagi suku bunga pinjaman yang tidak turun, meskipun Bank Indonesia telah mengoreksi BI Rate.


"Sekarang ini boleh dikatakan BI Rate 7,5 persen, tapi kenyataan di lapangan, bank-bank takut NPL-nya (kredit bermasalah). Jadi, suku bunga tidak akan turun, meningkat terus," kata dia.


Meski begitu, dengan kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil, industri otomotif diharapkan masih terus "berbicara" banyak jika dilihat dari segi pemasaran.


"Tapi, saya percaya bahwa otomotif tetap menjanjikan. Kami bisa bersaing dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Korea Selatan, bahkan Jepang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya