Ribuan Investor Ajukan Izin Investasi Ratusan Triliun

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani.
Sumber :
  • ANTARA/Ismar Patrizki
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Keunggulan kompetitif dari sumber daya alam dan potensi pasar yang besar, membuat Indonesia menjadi salah satu negara tujuan utama investor untuk menanamkan modal. Kondisi ini dilihat dari data rencana investasi berdasarkan Izin Prinsip (IP) penanaman modal yang dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

Aprindo: Pusat Belanja dan Mal Buka Seperti Biasa
Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan, untuk semester I-2015, terdapat 5.032 proyek yang telah mendapatkan IP penanaman modal dengan total sebesar Rp721,9 triliun. Dengan rincian Rp189,2 triliun adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp532,7 triliun. 

Minat Investasi Tak Terpengaruh Aksi Demo 4 November
Rencana investasi tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2014 sebesar Rp517,1 triliun.

"Minat investasi di Indonesia masih cukup besar,“ kata Franky di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis 23 Juli 2015.

Franky menjabarkan, untuk PMDN, sektor investasi yang diminati di antaranya adalah perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp52 trilliun. Kemudian, industri mineral non logam Rp18,1 trilliun, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar Rp15,9 triliun, industri makanan sebesar Rp13,2 trilliun, dan industri transportasi, pergudangan dan telekomunikasi Rp13, trilliun.

Selanjutnya, untuk PMA, di antaranya adalah bidang kelistrikan, gas, dan air sebesar US$23,8 miliar, perumahan, kawasan industri, dan perkantoran US$4,4 miliar, tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$3 milliar.

Kemudian, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi US$2,4 miliar, serta industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik US$1,4 miliar.

Adapun untuk lima besar negara dengan rencana investasi terbesar secara berturut-turut di antaranya adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) US$10,7 miliar, British Virgin Islands US$4,9 miliar, Malaysia US$3,6 miliar, Singapura US$3,2 miliar, dan Jepang US$2,3 miliar.

Jawa magnet investasi
Dari capaian tersebut, Pulau Jawa, menurut Franky, masih menjadi primadona investor untuk berinvestasi. Tercatat sebanyak 3.324 proyek, atau 66 persen dari total rencana proyek semester I-2015 terpusat di Jawa. Sementara itu, nilai investasinya mencapai Rp340 triliun atau 47 persen dari total rencana investasi semester I sebesar Rp721,9 triliun.

Berdasarkan provinsi, ada lima daerah dengan jumlah rencana investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar di antaranya adalah, Bali sebesar Rp30 triliun, Jawa Barat Rp23 triliun, Sulawesi Tengah Rp21 triliun, dan Jawa Timur Rp19 triliun.
 
Selanjutnya, untuk  rencana investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di antaranya, Jawa Barat sebesar US$8,1 miliar, Jawa Timur US$5,7 miliar, Kalimantan Timur US$4,8 miliar, Sulawesi Selatan US$4,6 miliar, dan DKI Jakarta US$4,2 miliar.

Franky menuturkan, proyek investasi PMDN dan PMA disinyalir mampu menyerap sejumlah tenaga kerja Indonesia secara langsung sebanyak 611.156 orang. Dengan rincian untuk PMDN sebanyak 413,049 orang dan PMA 198.107 orang.

Mengingat potensi penyerapan tenaga kerja proyek-proyek investasi PMDN dan PMA cukup besar, Franky menambahkan, hal ini dapat mendorong pertumbuhan usaha-usaha penunjang dan pendukung, serta usaha-usaha hulu dan hilir.

Untuk itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2015, tentang Fasilitas Pajak Penghasilan (berupa Tax Allowance) untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu atau di Daerah-Daerah Tertentu. Ini akan diikuti dengan penyempurnaan ketentuan mengenai Tax Holiday.

"Ini untuk meningkatkan minat investasi di wilayah luar Jawa. Pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang semakin kondusif," kata Franky.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya