Sumber :
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Pemerintah belum akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), meskipun saat ini harga minyak dunia tengah turun. Hal ini bertujuan untuk memberikan kompensasi bagi PT Pertamina terhadap kerugian belasan triliun rupiah dalam bisnis BBM bersubsidi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan, kementerian mendapatkan laporan bahwa Pertamina mengalami kerugian Rp12 triliun, karena pemerintah menahan harga BBM di saat harga keekonomian BBM naik.
Baca Juga :
Lengser, Sudirman Said Mau 'Dagang Telur'
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan, kementerian mendapatkan laporan bahwa Pertamina mengalami kerugian Rp12 triliun, karena pemerintah menahan harga BBM di saat harga keekonomian BBM naik.
"Kesempatan turunnya harga minyak dunia, saya tidak serta-merta menurunkan harga, tapi menjaga stabilitas harga agar ada marjin untuk kompensasi marjin Pertamina dari kerugian lalu," kata Sudirman di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 24 Juli 2015.
Dia mengatakan, kebijakan ini sejalan dengan adanya dana stabilitas BBM atau
oil stability fund
. Pemerintah punya batas atas dan batas bawah dalam kebijakan ini. Kalau harga keekonomian di bawah harga batas BBM, kelebihannya akan disimpan dan kalau harganya di atas harga batas tersebut, kerugiannya akan ditutup dari tabungan kelebihan harga BBM.
Dikatakan Sudirman, dua bulan sejak kebijakan itu berjalan, Pertamina mendapatkan untung Rp600 miliar. Tapi, di bulan-bulan berikutnya hingga sekarang, Pertamina merugi.
"Hitung-hitungan harga keekonomian lebih rendah atau lebih tinggi ini harus dijaga untuk kompensasi harga Pertamina," kata dia. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kesempatan turunnya harga minyak dunia, saya tidak serta-merta menurunkan harga, tapi menjaga stabilitas harga agar ada marjin untuk kompensasi marjin Pertamina dari kerugian lalu," kata Sudirman di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 24 Juli 2015.