Pemerintah Diminta Tak Lewatkan Momentum Kembangkan BBN

Sumber energi terbarukan.
Sumber :
  • ANTARA
VIVA.co.id
Produksi Gas PHE Lampaui Target 2016, Ini Pendorongnya
- Pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit akan mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar dari fosil. 

Ada Moratorium, Investasi Sawit Tetap Berjalan Baik
Ketua komisi VII DPR, Kardaya Warnika, mengakui tidak mudah untuk mengembangkan energi dengan menggunakan BBN, karena pemerintah harus mempunyai roadmap yang jelas mengenai langkah yang akan di ambilnya.

Enam Bulan, Realisasi Investasi Energi Mencapai US$876 Juta
Roadmap menjadi sangat penting sebagai pegangan semua pihak dalam menjalankan pengembangan energi selain BBM (bahan bakar minyak). Dalam roadmap itu harus dijelaskan mengenai kesamaan pandangan antara pemerintah dengan stakeholder, antara PT Pertamina dengan BPBD Sawit. Jadi, siapa melakukan apa akan sangat jelas,” kata Mantan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Senin 27 Juli 2015. 
 
Menurutnya, pemerintah harus melakukan terobosan. Karena, tuturnya, jika masih terus mengandalkan ketergatungan BBM dari fosil, maka akan sangat lama untuk bisa memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri. 

Terobosan tersebut, misalnya dengan kebijakan yang bisa menarik minat investor untuk menanamkan modal di bidang energi di Indonesia.

Dia memaparkan, Indonesia sebagai negara yang kaya potensi energi bio memiliki potensi yang sangat besar jika dikembangkan dengan serius oleh pemerintah dan BPBD. 

“Banyak potensi energi bio yang bisa dikembangkan pemerintah selain dari sawit, misalnya dari aren yang bisa menghasilkan etanol. Indonesia mempunyai produksi yang sangat besar baik dari sawit atau dari aren,” katanya. 

Politisi partai Gerindra ini menjelaskan, upaya untuk membangun energi nasional, membutuhkan kebijakan yang konsisten dari pemerintah dan diikuti secara konsisten pula dalam implementasinya. 

“Jangan sampai kebijakan yang baru dijalankan ini di tengah-tengahnya berubah, karena adanya faktor harga minyak dunia yang berubah pula,” katanya.

Menurutnya, penggunaan energi bio merupakan BBN yang paling realistis untuk dikembangkan di Indonesia saat ini. 

Sebab, ungkapnya, pasokan bahan bakunya sangat berlimpah. Menurutnya, hal itu seharusnya menjadi keuntungan kompetitif bagi Indonesia dan akan menjadi pertanyaan besar jika keuntungan kompetitif ini justru disia-siakan dengan berbagai dalih.

Dia menambahkan, sawit di Indonesia seperti halnya tebu di Brasil atau minyak di Timur Tengah. 

Karena itu, tidak masuk akal jika pengembangan BBN biodiesel berbasis sawit justru tertunda-tunda. 

Menurutnya, pada saat awal memang diperlukan sokongan kebijakan dan dana agar bisa bersaing dengan BBM fosil.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya