Pemerintah Diminta Undang Arus Modal Asing

Hary Tanoesoedibjo didampingi Yusril Ihza Mahendra dan Raja Sapta Oktohari usai melantik pengurus Dewan Pimpinan Pusat Perindo di Jakarta, Kamis (7/3/2013). Foto: VIVAnews/Ikhwan Yanuar
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Pemerintah diminta terus mendorong masuknya arus modal asing, di tengah perlambatan ekonomi yang sedang terjadi. Namun, harus dipastikan investasi yang masuk merupakan investasi jangka panjang.  

Chief Executive Officer (CEO), PT Media Nusantara Citra (MNC) Group, Hary Tanoesoedibjo, berpendapat hal tersebutlah yang harus menjadi prioritas pemerintah saat ini. Sebab, tanda-tanda perlambatan ekonomi terus bertambah nyata, dengan merosotnya kinerja pasar saham dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. 
   
"Investasi jangka panjang bagus, karena kalau tidak, sektor dunia usaha akan melambat," ujarnya di Gedung MNC Tower, Jakarta, Senin 27 Juli 2015.

Jika sektor dunia usaha melambat, kata Hary, dikhawatirkan akan terjadi banyak pemutusan hubungan kerja (PHK). Kinerja kredit perbankan juga sangat menentukan untuk mencegah hal tersebut. 
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop

"Bank didorong salurkan kredit ke sektor produktif, bukan konsumtif. Supaya dunia usaha bergerak, perkecil PHK," tuturnya.
Anggaran Dipotong, BPS Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen

Hary menambahkan, otoritas moneter juga diminta bijak untuk menetapkan suku bunga acuan yang diterapkan. Jangan sampai malah malah memicu keluarnya arus modal asing. 
Jawa Sumbang 58,1 Persen Ekonomi RI di Kuartal II 2016
 
"Jangan sekarang turunkan suku bunga, dana bisa keluar. Masukkan dulu dana ke dalam negeri sesuai program," tuturnya. (asp)
toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016