Jelang Rilis Data Manufaktur China, Bursa Asia Dibuka Turun

Seorang pria berjalan melewati papan layar yang menampilkan grafik pergerakan indeks dan harga saham di Tokyo, Jepang.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
- Pasar saham Asia mengawali sesi perdagangan, Senin 3 Agustus 2015, dengan pergerakan melemah, terbebani turunnya harga energi dan menjelang dirilisnya data manufaktur China. 

Seperti diberitakan CNBC, indeks pembelian manajer (purchasing manager indeks/PMI) China dijadwalkan akan dirilis pada 09.45 waktu Singapura atau Hong Kong. 

Pasar sangat fokus pada data tersebut menyusul angka yang dikeluarkan Biro Statistik China pada akhir pekan lalu menyebutkan pertumbuhan perusahaan manufaktur pada Juli tiba-tiba terhenti karena permintaan domestik dan luar negeri melemah.

Indeks Nikkei di bursa Tokyo pagi ini tergelincir 0,3 persen. Indeks acuan pasar saham Jepang ini melemah menjelang dirilisnya data PMI China dan merosotnya harga minyak dunia.
Tunggu Rilis Suku Bunga, Bursa Asia Pasifik Bergejolak

Saham JX Holdings melemah 3,5 persen, sedangkan saham Showa Shell dan Inpex masing-masing turun 2 persen.
Bursa Jepang Jadi Sorotan, Ini Penyebabnya

Saham Komatsu melemah 1,7 persen dan saham Hitachi Construction merosot 1,2 persen.
Bursa Asia Dibuka Bervariasi Menanti Kebijakan BOJ

Sementara itu, indeks S&P ASX 200 di bursa Sydney sedikit melemah. Indeks patokan pasar saham Australia ini menghentikan penguatannya selama tiga kali perdagangan berturut-turut.

Saham Santos dan Oil Search dibuka turun masing-masing lebih dari 1 persen. Saham Woodside Petroleum merosot 0,7 persen, saham BHP Billiton turun 0,6 persen, sedangkan saham Rio Tinto kehilangan 1 persen. 

Adapun indeks Kospi di bursa Seoul bergerak melemah 0,4 persen. Pelemahan indeks utama pasar saham Korea Selatan ini terpicu oleh pelemahan indeks blue-chip.

Saham Samsung Electronics dibuka turun 0,8 persen, sedangkan saham Hyundai Motor melemah 1 persen.

Saham SK Innovation dan S-Oil masing-masing merosot lebih dari 4 persen, sedangkan saham LG Shem turun 2,8 persen. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya