Tiongkok Sengaja Lemahkan Yuan, Ada Currency War?

Uang kertas yuan yen dan dolar
Sumber :
  • REUTERS/Truth Leem/Files

VIVA.co.id - Bank Indonesia (BI) menilai tak ada perang mata uang di balik aksi Tiongkok melemahkan mata uangnya, Yuan. Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS terjadi di hampir semua mata uang. Sebut saja yen yang melemah 25 persen selama 2,5 tahun, won melemah 6 persen, dan euro melemah sekitar 9-12 persen.

"Currency war itu menurut analisis perusahaan luar negeri. Hanya dua mata uang yang tidak melemah, yaitu frank dan poundsterling," kata Mirza di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 11 Agustus 2015.

Menurut Mirza, Pemerintah Tiongkok menurunkan mata uangnya sebesar 1,9 persen untuk membuat produk ekspornya lebih bersaing. Dia berharap Indonesia tak turut melemahkan nilai tukarnya. Menurut Mirza, nilai tukar rupiah sudah di bawah nilai (undervalued).

"BI juga ada di pasar untuk stabilisasi nilai tukar. Itu istilah mereka. Jangan ikuti setting para currency trader," kata dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, tak mau cepat berkesimpulan bahwa telah terjadi perang mata uang. Menurut Sofyan, pelemahan Yuan terjadi karena Negeri Panda itu ingin meningkatkan ekspornya.

"Waduh, jangan lihat dulu ke sana lah. Yang jelas bahwa Tiongkok mendepresiasi mata uangnya mungkin pertimbangannya negara-negara lain terjadi depresiasi mata uang, (sehingga) mereka juga melakukannya supaya (ekspornya) lebih kompetitif," kata dia.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016