Ini Tiga Hal yang Bisa Dongkrak Penguatan Rupiah

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Rupiah saat ini tengah anjlok lebih dalam di level Rp13.747 per dolar Amerika Serikat. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, mengatakan bahwa meskipun pelemahan mata uang tidak hanya terjadi pada rupiah, tetapi sebenarnya pemerintah dapat menjaga dengan beberapa kebijakan.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Aviliani menjelaskan, pertama, pemerintah perlu mengontrol cadangan devisa.
"Ibaratnya kita tidak kontrol devisa. Uang kapan keluar dan kapan masuk itu kita tidak tahu. Jadi, kita harus mengkoordinasikan siapa yang punya dana dan siapa yang butuh uang," ujarnya, kepada VIVA.co.id, Kamis 13 Agustus 2015.
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Kedua, lanjutnya, pemerintah perlu memperbaharui kebijakan ekspor impor. Jika Indonesia tidak dapat menggenjot ekspor, maka perlu ada kebijakan substitusi impor.

"Sekarang kan tidak mungkin menaikkan ekspor buru-buru, harus dilihat lagi kebijakan ekspor impor kita diperbaharui, supaya punya masa depan substitusi impor dan menaikkan ekspor," tuturnya.

Ketiga, Aviliani menyebut, pemerintah perlu melakukan antisipasi jika target pajak dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tidak tercapai. 

"Orang sedang menyoroti APBN. Yang ditakutkan target pajak dalam APBN tidak tercapai, pendapatan pajaknya kan bisa mempengaruhi defisit," ujarnya.

Menurutnya, ketiga hal tersebut perlu dilakukan untuk meredam pasar. Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk mencegah anjloknya rupiah terhadap dolar AS lebih dalam lagi.

"Kalau itu sudah disampaikan, berarti pemerintah sudah tahu masalahnya dan memecahkan. Yang dilihat orang kan pemerintah tidak melakukan apa-apa," ujarnya.

Dia menambahkan, respons dari pemerintah akan menentukan rupiah anjlok lebih dalam atau pulih. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan menggenjot ekspor atau memaksimalkan produksi dalam negeri dengan program hilirisasi.

"Bagaimana mengoptimalkan peraturan sawit. Kalau jadi energi alternatif dibeli oleh PT Pertamina. Itu harus diperbanyak supaya membantu usaha ekspor sawit yang harganya jatuh," tuturnya. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya