Bali Tolak Impor Sapi

Ilustrasi sapi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Harga daging sapi tiba-tiba melambung tinggi beberapa hari terakhir. Pedagang di berbagai daerah yang prihatin dengan harga tersebut, melakukan aksi mogok.

Bahas Produksi Lada, Enam Negara Duduk Bareng

Kepanikan publik meluas, termasuk pemerintah. Pemerintah akhirnya berencana mengimpor 50 ribu sapi dari Australia, untuk mengatasi kelangkaan daging sapi dan membendung harga.

Rencana mengimpor sapi itu mendapat penentangan dari publik Bali. Wakil ketua DPRD Bali Dr I Nyoman Sugawa Korry, mengatakan kenaikan harga daging sapi tak berpengaruh negatif terhadap masyarakat kecil, karena mereka justru mengalihkan kebutuhan daging sapi ke daging ayam, ikan, dan lainnya.

"Yang artinya meningkatkan permintaan terhadap konsumsi daging ayam, ikan dan lainnya. Itu positif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat," kata Sugawa Korry di Denpasar, Kamis 13 Agustus 2015.

Menurut Sugawa, jika impor daging sapi dibuka justru akan menguntungkan importir, industri besar dan masyarakat kelas menengah ke atas, tetapi merugikan jutaan peternak sapi.

Ia berharap, keseimbangan pasar (harga daging sapi) dibiarkan dibentuk oleh kekuatan produksi dalam negeri.

Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi

"Hentikan impor daging sapi. Biarkan keseimbangan (equilibrium) harga daging sapi dibentuk oleh peningkatan produksi dalam negeri (dipasok oleh peternak sapi dalam negeri), bukan membuka keran impor," tuturnya.

Ia menilai, impor sapi yang dilakukan pemerintah adalah kebijakan yang keliru.

Pengusaha Daging Permainkan Harga, Mendag Cabut Izin Usaha

"Kenaikan harga daging sapi justru berpengaruh positif terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat melalui para peternak di pedesaan. Mestinya, pemerintah menjawab (mengatasi kenaikan harga daging sapi) bukan dengan membuka keran impor, tetapi dengan kebijakan mendorong peningkatan produksi sapi di dalam negeri melalui produksi peternak di pedesaan," ujar Sugawa.

Politisi senior Partai Golkar ini justru mengingatkan semua pihak, termasuk pemerintah untuk mewaspadai adanya rekayasa mafia dan kartel impor daging sapi yang sengaja menciptakan kelangkaan daging sapi untuk memicu harga tinggi, sehingga pemerintah membuka keran impor.

"Karena itu, pemerintah harus mencari tahu akar persoalan sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging sapi. Apakah ada permainan mafia dan kartel impor daging sapi? Sebab, mereka ini yang dirugikan jika pemerintah menutup keran impor daging sapi," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah menandatangani izin impor 50 ribu sapi dari Australia. Diperkirakan, setelah dua pekan mendatang, daging sapi asal Australia itu akan membanjiri pasar dalam negeri. (asp)

petani tembakau

RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia

Hal tersebut melemahkan daya saing industri nasional.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016