Sentimen Yuan Diharapkan Terus Dongkrak Rupiah

proses penghitungan uang di bank
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Analis NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan China tidak akan mendevaluasi mata uangnya, yuan, lebih dalam. Hal itu akan memberikan sentimen positif bagi mata uang negara-negara berkembang, seperti Indonesia, untuk kembali terapresiasi.   

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

"Bank sentral Tiongkok sengaja kali ini tidak terlalu agresif dalam mendevaluasi Yuan agar tidak terjadi currency war (perang mata uang) yang dapat membuat pasar panik," katanya kepada VIVA.co.id, Jumat, 14 Agustus 2015. 

Menurutnya, mulai berkurangnya devaluasi tersebut memberikan angin segar bagi mata uang pasar negara berkembang untuk kembali terapresiasi. Dia memperkirakan Rupiah akan diperdagangkan di level Rp13.765 per dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
"Laju Rupiah di atas target support (batas bawah) 13.765. Tampaknya sentiment dari Yuan dapat mengangkat Rupiah," katanya. 

BI: Ekonomi RI Bakal Tumbuh Lagi di Kuartal Ketiga
Kata Reza, Rupiah pun dapat mengambil kesempatan untuk menguat meski hanya sementara. Namun, meski begitu tetap cermati sentimen dan berita yang dirilis. Rupiah diperkirakan masih berada pada kurs tengah Bank Indonesia Rp 13.753-Rp13.740 per dolar AS.

"Meski baru bersifat sentimen namun, cukup membuat Rupiah menguat. Tentunya kami berharap penguatan tersebut dapat berlanjut," kata Reza. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya