Rizal Ramli Tak Seharusnya Kritik Proyek Andalan Jokowi

Petugas PT PLN (Persero) melakukan pemeriksaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Taman Jeranjang. Lombok, NTB.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- Pengamat menilai tidak sepatutnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, mengkritik program andalan Presiden Joko Widodo, yaitu pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Apalagi, Rizal baru saja diangkat sebagai pembantunya Jokowi di Kabinet Kerja.

Dukung Rizal Ramli Maju Pilkada, Buruh Mulai Keliling Pabrik
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reforms (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, sebagai orang baru di kabinet, Rizal seharusnya membicarakan lebih lanjut target 35 ribu MW kepada pihak-pihak terkait, seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

Jokowi: Tax Amnesty Jadi Jawaban Merebut Dana Investasi
"Ini belum ngomong (kepada mereka), tetapi sudah bilang tidak realistis. Menurut saya, (sikap dia), kurang tepat. Harusnya, menjalankan prioritas Presiden," kata Fabby ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2015.

Namun, secara substansial, Fabby mengaku ucapan Rizal ada benarnya. Target 35 ribu MW pun dirasa sulit tercapai.

"Memang, (proyek 35 ribu MW) susah direalisasikan. Semua orang juga setuju kalau (program ini) sukar. Menurut saya, target 35 ribu MW memang sulit," kata dia.

Seperti yang diketahui, Rizal langsung mengkritik program 35 ribu MW usai serah terima jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dilakukan kemarin.

Sebab, saat proyek 35 ribu MW dicanangkan, masih ada sisa proyek Fast Track Program (FTP) 7.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Rizal pun akan meminta Kementerian ESDM dan Dewan Energi Nasional (DEN) untuk mengevaluasinya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya