Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menargetkan peningkatan proporsi investasi sektor manufaktur hingga 52,7 persen atau sebesar Rp313,5 triliun dari keseluruhan realisasi investasi Tahun 2016 yang ditargetkan mencapai Rp594,8 triliun.
Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan untuk peningkatan proporsi investasi sektor manufaktur merupakan upaya mendorong transformasi ekonomi Indonesia dari berbasis konsumsi menjadi berbasis produksi.
"Bapak Presiden dalam pidatonya menyebutkan adanya perubahan paradigma ekonomi dari yang bersifat konsumtif ke produktif," ujar Franky di gedung BKPM, Jumat 14 Agustus 2015.
Dia menjelaskan, dengan memperbesar porsi realisasi investasi sektor manufaktur akan mendukung terjadinya industrialisasi di masa mendatang.
Sehingga, Franky merinci pertumbuhan realisasi investasi sektor manufaktur diharapkan berasal dari Industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi, industri makanan, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan, serta industri manufaktur lainnya.
Selain itu, Franky menambahakan, untuk merealisasikan target tersebut, BKPM menempatkan sektor Industri sebagai salah satu prioritas pemasaran investasi, selain infrastruktur, pertanian, maritim, serta Pariwisata dan kawasan.
Franky juga mengatakan, sampai saat ini pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian serta Lembaga lainnya untuk mendorong kebijakan yang pro investasi.
"Concern investor yang bersifat padat karya dan orientasi ekspor adalah adanya kepastian formula penentuan UMR yang berlaku setidaknya 5 tahun serta kebijakan kerjasama perdagangan dengan negara lain, untuk meningkatkan daya saing ekspor," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selain itu, Franky menambahakan, untuk merealisasikan target tersebut, BKPM menempatkan sektor Industri sebagai salah satu prioritas pemasaran investasi, selain infrastruktur, pertanian, maritim, serta Pariwisata dan kawasan.