Enam Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Ilustrasi Keluarga
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros
- Pengaturan keuangan rumah tangga memang susah-susah gampang. Susah karena komunikasi tentang masuk dan keluarnya uang harus dilakukan secara jujur apa adanya dan transparan alias tidak ada yang disembunyikan. 

Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
Tapi, menjadi gampang ketika rasa saling percaya sudah terbangun dan terjaga satu sama lain. Berikut ini beberapa langkah mengatur keuangan rumah tangga yang biasa dijalankan berdasarkan pengalaman rekan-rekan kami: 

Manfaat dan Risiko Investasi Obligasi
1. Proyeksikan pendapatan bulanan

Lakukan ini jelang tanggal gajian. Tentu, sang suami dan istri tersebut sudah tahu berapa pendapatan tetap mereka dari pekerjaan. Tapi, proyeksi ini maksudnya untuk menghitung berapa pendapatan yang datang dari rumah yang dikontrakkan, dividen dari hasil investasi, uang lembur di kantor, duit dari pekerjaan sambilan, laba dari bisnis kecil-kecilan, dan seterusnya.

2. Alokasikan untuk tabungan dan investasi

Dari total pendapatan tersebut, silahkan hitung dan sisihkan sebesar 25-30 persen untuk tabungan dan investasi. Silakan diatur perbandingan antara tabungan dan investasi tersebut. 

Biasanya, tabungan untuk pengeluaran besar yang akan terjadi dalam jangka pendek. Misal: uang pangkal untuk putra/putri yang akan masuk sekolah. Atau pelunasan DP rumah tinggal. Nah, sedangkan uang yang akan diinvestasikan adalah uang yang kira-kira tidak akan digunakan dalam setahun ke depan. Dari jumlah tersebut, baru dialokasikan ke instrumen-instrumen investasi seperti emas, reksa dana, saham, dan sebagainya. 

3. Proyeksikan pengeluaran bulanan

Langkah ketiga adalah lakukan proyeksi pengeluaran 30 hari berikutnya. Mulai dari kewajiban-kewajiban yang sifatnya tetap, KPR, kredit kendaraan, kartu kredit, premi asuransi, dan lain sebagainya. 

Bila pengaturan keuangan rumah tangga Anda cukup sehat, maka seharusnya pengeluaran untuk kewajiban-kewajiban tidak akan lebih dari 30 persen dari total pendapatan suami istri. Baru ke pengeluaran rutin rumah tangga. Pada bulan-bulan tertentu akan muncul pengeluaran seperti: uang sekolah anak, uang kursus anak, uang untuk liburan keluarga, dan beragam pengeluaran lainnya. 

4. Tersisa dana cadangan

Sisa yang tersimpan dari proyeksi pendapatan dan pengeluaran tersebut masuk ke dalam kategori dana cadangan. Dana ini untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan mendesak, semisal perlu back up dana ketika terjadi kecelakaan. Dana cadangan ini biasanya sebesar 6-12 kali pengeluaran bulanan.

5. Jangan lupakan tagihan

Kalau kita hanya melihat empat daftar di atas, rasanya gampang untuk mengatur keuangan di rumah tangga. Padahal, di balik itu semua, ada banyak jenis pengeluaran yang sangat fatal kalau tidak diatur dengan baik. 

Salah satunya adalah tagihan, bisa berbentuk dalam berbagai hal seperti tagihan kartu kredit, listrik, TV berbayar, air, dan sebagainya. Karena sifatnya yang rutin, utamakanlah jenis pengeluaran yang satu ini agar tidak menyusahkan kita di lain hari.

6. Tuliskan rencana

Langkah paling akhir adalah menyusun hasil dari 4 langkah di atas ke dalam satu rencana sederhana. Ini berbentuk tabel yang memuat: tanggal, pemasukan, pengeluaran, saldo. 

Tabel ini mirip dengan buku tabungan. Intinya adalah berbagai pemasukan dan pengeluaran yang sudah terbayang dalam langkah pertama dan ketiga, dituangkan ke dalam tabel. Penyusunannya harus sesuai tanggal. Jadi tanggal muda menempati bagian tabel paling atas. Sedangkan yang paling dekat dengan pendapatan/gajian di bulan berikutnya disimpan di bagian paling bawah tabel. 


Langkah-langkah di atas dilakukan secara siklikal dalam tempo sebulan. Tetapi, pola yang sama tidak mesti untuk bulanan saja. Bisa juga untuk mereka yang mendapat gaji secara mingguan. Bisa pula untuk proyeksi dan perencanaan keuangan dalam jangka setahun. 

Bisa dikatakan, pola bulanan seperti yang tertuang bertahap di atas merupakan pendetailan daripada perencanaan keuangan rumah tangga. Dengan proyeksi sekaligus perencanaan keuangan seperti di atas, maka suami-istri akan siap untuk menerima uang kontan pendapatan keluarga. 

Dan tentunya keenam tahap di atas tidak akan bermanfaat apabila dilakukan secara tidak konsisten. Tanpa kesadaran penuh, akan ada pengeluaran-pengeluaran yang mendadak dan pembelian yang impulsif (impulsive buying).



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya