Pertamina Lirik Bisnis Energi Baru Terbarukan

Gedung Pertamina Lapangan Banteng.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
- PT Pertamina mengembangkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) sebesar 1,13 gigawatt dan produksi biofuel 1,28 juta kiloliter pada 2019. Perusahaan pelat merah ini pun merogoh kocek lebih dari US$1 miliar.

Produksi Gas PHE Lampaui Target 2016, Ini Pendorongnya
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, Rabu 19 Agustus 2015, mengatakan bahwa perusahaan pelat merah ini mencari sumber-sumber energi baru di samping energi fosil. 

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Hal ini, bertujuan untuk mendukung kemandirian dan mempertimbangkan kedaulatan energi nasional.

"Pertamina mempertimbangkan pula untuk masuk ke semua lini dari bisnis energi baru terbarukan, tidak sekadar menjadi offtaker, melainkan bisa juga menjadi produsen di bisnis hulu energi baru dan terbarukan," kata Dwi, di Jakarta.

Dia mengatakan, sumber energi pembangkit listrik EBT tersebut berasal dari panas bumi, yaitu 907 megawatt, solar photovoltaic 60 MW, energi angin 60 MW, biomassa 50 MW, minihidro/mikrohidro 45 MW, dan arus laut 3 MW. 

Dia menjelaskan, biofuel akan terdiri atas green diesel dengan kapasitas 0,58 juta KL per tahun, co-processing green diesel 0,14 juta KL per tahun, co-processing green gasoline 0,23 juta KL pertahun, bioavtur 257 ribu KL per tahun, bioethanol sebesar 76 ribu KL per tahun, dan 10 ton per hari bio LNG plant.

Sementara itu, Direktur Gas, Energi Baru, dan Terbarukan Pertamina, Yenni Andayani, menuturkan Pertamina siap berinvestasi bisnis hulu energi baru dan terbarukan. 

Yenni mengatakan, belanja modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis EBT di luar panas bumi hingga 2019, ditaksir mencapai sekitar US$1,5 miliar.

Yenni juga menyambut baik adanya berbagai kebijakan pendukung bagi terwujudnya pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia, seperti insentif harga untuk pembangkit listrik panas bumi, air, biomassa, dan biogas. 

Dia juga mengungkapkan, kebijakan harga memang menjadi kunci sukses bagi pengembangan energi baru dan terbarukan.

"Apalagi, dengan kondisi harga minyak mentah seperti saat ini. Tentu saja, energi baru dan terbarukan menghadapi tantangan, karena harus berkompetisi dengan energi fosil yang sedang turun harga," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya