Kadin:Tantangan Pemerintah adalah Infastruktur Berkelanjutan

Skema subsidi baru untuk infrastruktur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Alasan Pengusaha RI Belum Tertarik Sponsori Rio Haryanto
- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan, 2015 menjadi tahun yang potensial bagi Indonesia, terutama dalam sektor pembangunan infrastruktur.

Bakmi Kadin, Legendanya Bakmi di Jogja

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Infrastruktur, Zulnahar Usman, mengatakan, pernyataan itu dikarenakan pada saat ini masyarakat dinilai sudah mulai merasakan hasil dari pembangunan infrastruktur yang dicanangkan tahun-tahun sebelumnya.
Kadin Sambut Positif Kabinet Ekonomi


"Tantangan selanjutnya adalah memastikan bahwa kita dapat mendukung pertumbuhan dengan menggunakan teknologi terbaru dengan program infrastruktur yang berkelanjutan dan inklusif," kata Zulnahar di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di Jakarta, Rabu 19 Agustus 2015.


Menurut dia, kata Zulnahar, seluruh pemangku kepentingan perlu menjawab kebutuhan industri berbasis teknologi dengan menyediakan jumlah tenaga kerja yang cukup, baik di perkotaan maupun daerah-daerah.


"Apabila terlaksana, hal ini nantinya akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan dapat mengurangi tingkat pengangguran," katanya.


Karena, pada 2015, kata dia, selain membicarakan tentang seluruh aspek penting dari infrastruktur seperti pelabuhan, transportasi, pembangkit listrik, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menggelar Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE) 2015, menjadi hal yang tepat dijalankan untuk saat ini.


"Fokus dari acara IIICE ini adalah untuk mempercepat implementasi berbagai program pembangunan infrastruktur di tingkat nasional maupun daerah. Dengan mengurangi
bottleneck
(kendala) dan memastikan bahwa rencana infrastruktur berjalan baik tanpa hambatan," kata Zulnahar.


Selain itu, dia menambahkan, untuk tahun lalu saja, IIICE mampu menghadirkan lebih dari 200 pelaku industri manufaktur dan jasa serta menghadirkan lebih dari 10 ribu pemangku kepentingan, pembeli berpotensi, dan investor.


Meski begitu, Zulnahar mengakui dalam pembangunan infrastruktur Indonesia masih ditemukannya beberapa permasalahan yang telah berhasil diidentifikasi.


"Yaitu, kurangnya kapasitas dalam menyerap teknologi baru dan kurangnya ekosistem yang mendukung investasi," ujarnya.


Dengan begitu, melalui dirinya, Kadin mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya melalui IIICE 2015. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya