Tangkal Dehidrasi, Calon Haji Harus Ikuti Pola Minum Ini

Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

VIVA.co.id - Dehidrasi menjadi ancaman serius bagi calon jamaah haji Indonesia. Tak hanya memicu munculnya penyakit serius, tapi juga bisa menyebabkan kematian.

Hari Ini 15 Kloter Jemaah Berangkat ke Tanah Suci

Di Arab Saudi, gejala dehidrasi seringkali tidak dirasa, karena meski suhu berada di level 43-45 derajat celsius, kelembapan udara di negeri itu sangat rendah. Jamaah tak akan merasakan keringat bercucuran, meski tengah terpapar panas.

Dehidrasi biasanya baru ketahuan setelah kondisi kesehatan jamaah memburuk. Dokter Purwita Wijaya Laksmi dari Indonesian Hydration Working Group menuturkan, pentingnya menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh saat berhaji agar jamaah terhindar dari gejala dehidrasi.

Kata dia, diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bagaimana menjaga kesehatan agar jamaah mampu menjalankan ibadah haji dan umrah dengan khusyuk.

Pada peluncuran buku "Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umroh" di Jakarta, 19 Agustus 2014, Purwita membeberkan "rahasia" bugar untuk jamaah selama menjalankan rukun Islam kelima itu.

Menurut Purwita, jamaah tidak harus minum sebanyak-banyaknya dalam satu waktu tertentu, dan berhenti minum setelahnya dalam waktu lama demi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuhnya. "Tentu bisa menyebabkan kembung, karena lambung juga tidak mampu menolerir," katanya.

Yang paling baik adalah mengatur pola minum. Sedikitnya jamaah harus mengonsumsi minum sebanyak 2,4 liter sehari. "Artinya, jamaah harus minum 8 botol air kemasan isi 300 mililiter sehari," kata Purwita.

Mengingat aktivitas ibadah jamaah sangat tinggi, Purwita menyarankan agar minum dikonsumsi di sela-sela kegiatan ibadah.

Caranya, lima botol dikonsumsi saat jamaah ke masjid menjalankan salat wajib. Masing-masing waktu salat satu botol. Sisanya, yang tiga botol dikonsumsi saat makan pagi, siang, dan malam. "Dengan begitu, asupan cairan untuk tubuh terpenuhi dan terjaga intervalnya," katanya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia dr Fidiansjah menambahkan, pada kondisi ekstrem, dehidrasi yang menimpa jamaah dapat menyebabkan kondisi fatal, seperti heat stroke. "Ini dapat membawa kematian bagi jamaah kita yang mayoritas berusia lanjut," katanya.

Calon Haji Ini Kesal Sambal Petisnya Disita

Fidiansjah lalu mencontohkan kondisi yang terjadi pada musim haji 2014. Saat wukuf di Arafah, ratusan jamaah tumbang karena dehidrasi. Saat itu suhu memang sangat ekstrem, di atas 43 derajat celsius. "Itu jadi pelajaran buat kami, pentingnya pencegahan dehidrasi bagi jamaah," ujar dia.

Agar peristiwa serupa tidak terulang, pada musim haji tahun ini, jatah minum jamaah akan ditambah. Nantinya jamaah akan mendapatkan dua botol ukuran 600 mililiter untuk satu kali makan, atau total 3,6 liter sehari selama wukuf di Arafah. Selain itu, akan disediakan drum-drum berisi air minum yang disebar di tenda-tenda.

Penyebab Pesawat Haji dari Padang Gagal Terbang

Sekadar diketahui, survei yang dilakukan tim penyusun buku "Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umrah" terhadap 112 jamaah haji yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia Mekkah dan Madinah selama pra dan pasca Arafah serta Mina pada 2014, jamaah yang mengalami dehidrasi tercatat 50,9 persen secara kualitatif (berdasarkan warna urine) dan 19,5 persen secara kuantitatif (berat jenis urine).

Salah satu dokter yang terlibat penyusunan buku, dr Agung Prijanto membeberkan, lima jenis penyakit penyebab utama kematian jamaah haji Indonesia pada 2014 adalah penyakit kardiovaskular (50 persen), penyakit saluran pernapasan (16,67 persen), penyakit karena defisiensi infeksi (11,11 persen), gejala klinik dan laboratorium abnormal (11,11 persen), serta penyakit infeksi (5,56 persen).

"Hampir semua penyakit ini dapat diperburuk kondisinya dengan dehidrasi," kata dr Agung.

Jemaah berziarah ke makam Rasulullah SAW di Masjid Nabawi

Satu Jam di Masjid Nabawi

Di dalam masjid ini terdapat makam Rasulullah dan sahabatnya.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016