Pasarkan Investasi di Australia, BKPM Jaring US$140 Juta

Kepala BKPM, Franky Sibarani (kiri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah menjalankan kegiatan pemasaran investasi di Australia. 

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Dalam kegiatan tersebut, BKPM menjaring minat investasi dari investor Australia senilai US$140 juta.

Pelecehan Seksual Bayangi Anak Pengungsi di Australia
Ada pun dana tersebut berasal dari empat perusahaan yang bergerak di bidang industri cat dan perekat sebesar US$15 juta, perkapalan senilai US$50 juta, fasilitas pelabuhan sebesar US$30 juta, dan pengolahan garam senilai US$35 juta.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, Kamis 20 Agustus 2015, mengatakan minat investasi negeri Kanguru ini dapat dikategorikan serius, karena masing-masing investor sudah memiliki calon mitra lokal di Indonesia dan tahap pencarian lahan atau lokasi.

"BKPM akan mengawal minat investasi tersebut, khususnya untuk investasi perkapalan dan fasilitas pelabuhan," ujar Franky, dalam keterangan persnya kepada VIVA.co.id.

Menurut Franky, investor Australia yang menyatakan minat, seluruhnya sudah memiliki rencana bisnis dan memilih lokasi investasi yang tepat. 

Dia menuturkan, contoh untuk industri pembuatan kapal, para investor ini sudah memiliki calon mitra lokal, memilih lokasi pabrik di Makassar atau Lampung.

"Mereka juga memiliki rencana bisnis menjadikan Indonesia sebagai basis produksi pembuatan kapal, antara lain untuk jenis kapal patroli berukuran 40-60 meter dengan kecepatan 45 knot. Mereka memperkirakan pembuatan satu kapal besar dapat menyerap 300-400 orang tenaga kerja. Jadi, potensi penyerapan tenaga kerjanya ribuan," katanya.

Selain itu, Franky menambahkan, saat pertemuan dengan para investor Australia, mereka nantinya dapat membuat kapal berteknologi tinggi yang memungkinkan perjalanan Jakarta-Surabaya dapat ditempuh selama 10 jam dan Jakarta-Lampung dalam jangka waktu tiga jam.

"Hal ini tentu dapat berkontribusi mengatasi masalah logistik sebagai salah satu tujuan dari program tol laut," kata Franky.

Selain investor di sektor perkapalan, lanjut Franky, catatan penting lainnya dalam kegiatan pemasaran investasi yang dijalankan BKPM, yakni minat investasi untuk pengolahan garam industri.

Karena, menurutnya, investor tersebut sedang mencari lahan yang tepat di wilayah-wilayah seperti Kupang, Nusa Tenggara Timur, atau Bima, Nusa Tenggara Barat.

"BKPM akan mengawal intensif minat investasi ini karena selain dapat menjadi penggerak ekonomi di wilayah Nusa Tenggara, juga dapat berkontribusi mengurangi impor garam industri yang senantiasa menjadi persoalan setiap tahun," ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya