Penguatan Dolar Ancam Kinerja IHSG Akhir Pekan ini

Papan elektronik IHSG
Sumber :
  • ANTARA/Vitalis Yogi Trisna
VIVA.co.id
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
- Analis First Asia Capital David N Sutyanto mengatakan, 
penguatan dolar di pasar global hari ini diperkirakan bakal membayangi kinerja pasar modal Indonesia. Hal tersebut merupakan sentimen negatif utama yang harus diwaspadai. 
Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016

"Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali tertekan dan menguji support (batas bawah) di 4.375," ujarnya pada VIVA.co.id, Jumat, 22 Agustus 2015.    
Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Menurutnya, selain kekhawatiran pasar yang dipicu suramnya prospek perekonomian di kawasan emerging market, setelah Tiongkok melakukan langkah drastis mendevaluasi mata uang Yuan pekan lalu. Fenomena repatriasi dolar yang didorong oleh spekulasi kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang akhir tahun, berdampak buruk bagi rupiah dan IHSG.

"Penguatan dolar AS juga telah menekan harga sejumlah komoditas primer yang berakibat buruk bagi saham pertambangan, energi, dan perkebunan," tuturnya.

Kedua hal tersebutlah yang menyebabkan perekonomian juga mengalami perlambatan. Sehingga Bank Indonesia (BI) akhirnya harus memberlakukan kebijakan pengetatan valuta asing (Valas).

Sementara itu, tekanan aksi jual mendominasi seluruh bursa utama global semalam. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro terkoreksi hingga 2,21 persen di 3353,48. Bursa Wall Street yaitu indeks Dow Jones dan Standar & Poor'S, masing-masing terkoreksi 2,06 persen dan 2,11 persen di level 16990,69 dan 2035,73.

"Selain itu juga kemarin data ekonomi seperti penjualan rumah Juli di Amerika Serikat  naik melampaui estimasi mencapai 5,59 juta unit dari 5,45 juta unit angka perkiraan sebelumnya. Aktivitas manufaktur menunjukkan pertumbuhan tercermin dari indeks Phily Fed Manufacturing Agustus naik ke 8,3 poin di atas estimasi awal 6,9 poin," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya