Dolar Dekati Rp14.000, Menkeu: Kami Tidak Berdiam Diri

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA/Vitalis Yogi Trisna

VIVA.co.id - Nilai tukar Rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mendekati Rp14.000 pada hari ini, Jumat 21 Agustus 2015.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah tidak akan berdiam diri melihat kondisi tersebut. Dia menyatakan telah menyiapkan strategi untuk menahan semakin merosotnya nilai rupiah, tapi enggan menjelaskan secara rinci apa yang akan dilakukannya dalam jangka pendek.

"Pasti ada. Tapi tidak bisa disampaikan sekarang," kata Bambang di kawasan Rusunawa Marunda, Jakarta utara, Jumat 21 Agustus 2015.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Sebagai informasi, berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Jum'at 21 Agustus 2015, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di posisi Rp13.895 per dolar AS. Rupiah telah terperosok lebih dari sepuluh persen tahun ini.
Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

Bambang mengakui, terdepresiasinya rupiah membuat dirinya terus intens berhubungan dengan Bank Indonesia untuk membahas bagaimana mengatasi tekanan global. Menurutnya, tekanan ini tidak hanya dialami oleh Indonesia, melainkan negara lain.

"Semua mata uang kena tekanan ini. BI dan pemerintah sering ketemu untuk berkordinasi. Kami tidak berdiam. Kami menjaga agar nilai tukar bisa dikendalikan," ujar dia.

Diutarakannya, nilai tukar suatu negara hanya mengikuti alur dari eksternal maupun internal. Dia menyatakan pemerintah tidak bisa memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah. "Tidak ada prediksi. Pemerintah tidak ada prediksi," katanya.

Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016