Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- Harga emas di pasar spot internasional pada perdagangan hari ini mendekati harga tertinggi pada Juli lalu. Melemahnya, pertumbuhan manufaktur di China, mendorong kekhawatiran pasar bahwa negara dengan ekonomi kedua terbesar itu akan mengalami pelemahan, hal itu memicu peningkatan emas sebagai komoditas
safe haven
.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Mau Jual Emas? Harganya Naik Hari Ini
Baca Juga :
Harga Emas Stabil di Tengah Pelemahan Dolar
Baca Juga :
Harga Emas Naik Gara-gara Dolar Jatuh
Dilansir dari Reuters, Jumat 21 Agustus 2015, sebuah survei menunjukkan aktivitas sektor manufaktur di China, menyusut selama enam bulan terakhir ini hingga Agustus. Hal itu, karena permintaan ekspor menurun dan diikuti oleh konsumsi dalam negeri.
"Kami dipastikan melihat, saat ini lebih aman untuk kembali ke investasi emas," Kata Analis dari ANZ di Sidney, Daniel Hynes.
Kemungkinan penundaan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) hingga Desember mendatang, juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penguatan harga emas.
Emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi US$1.161,6 per ons, hampir mendekati level tertinggi pada Juli lalu, yang seharga US$1.168,4 per ons. Harga emas hari ini merupakan yang tertinggi dari selama lebih dari enam minggu.
Emas domestik
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan akhir pekan ini, naik Rp8.000 ke level Rp560 ribu per gram dari sebelumnya Rp552 per gram.
Sedangkan untuk buyback (pembelian kembali), harga logam mulia Antam juga naik Rp10 ribu dari Rp482 ribu per gram menjadi Rp492 ribu per gram.
Berikut, daftar harga emas Antam berdasarkan pecahan terkecil hingga terbesar dikutip dari laman logammulia.
Pecahan satu gram Rp560 ribu, lima gram Rp2,65 juta, 10 gram Rp5,26 juta, 25 gram Rp13,07 juta, 50 gram Rp26,1 juta, 100 gram Rp52,15 juta, 250 gram Rp130,25 juta, dan 500 gram Rp260,3 juta. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami dipastikan melihat, saat ini lebih aman untuk kembali ke investasi emas," Kata Analis dari ANZ di Sidney, Daniel Hynes.
