Dituding Mark Up Harga Epliji 12 Kg, Ini Pembelaan Pertamina

Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - PT Pertamina membantah anggapan bahwa harga elpiji non subsidi 12 kilogram milik perseroan lebih mahal sekitar Rp30 ribu per tabung dari harga keekonomian.

Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE

Perusahaan pelat merah itu mengaku punya formula sendiri untuk menghitung berapa harga yang sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. 

"Tidak benar (lebih mahal)," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, di di JCC Senayan, Jakarta, Jumat 21 Agustus 2015.
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan, ada potensi penggelembungan harga gas elpiji tabung biru tersebut yang dilakukan Pertamina. ICW menyebutkan, harga ditetapkan perusahaan pelat merah ini lebih mahal Rp29.417 per tabung. 
Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan

Koordinator Divisi Penelitian ICW, Firdaus Ilyas, mengatakan bahwa perhitungan harga keekonomian elpiji mengacu kepada harga kontrak Aramco untuk bulan berjalan dengan rumus harga patokan ditambah marjin agen dan ditambanh Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

"Dengan catatan, marjin agen ditetapkan rata-rata Rp500 per kg, PPN sebesar 10 persen dari harga jual, dan nilai tukar kurs beli rata-rata BI pada bulan berjalan," kata Firdaus, kemarin.

Menanggapi perhitungan tersebut, Wianda mengatakan Pertamina menggunakan formula yang berbeda untuk menghitung harga elpiji. Perusahaan pelat merah ini menggunakan rata-rata kurs tengah BI, sedangkan ICW menggunakan kurs beli. 

Selain itu, gas elpiji Pertamina itu terdiri atas 42 persen gas propana dan 58 gas butana, bukan 50 persen gas propana dan 50 persen gas butana, seperti perhitungan yang digunakan oleh ICW. "Dari dua hal paling fundamental, hasilnya sudah berbeda," kata dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya