Impor Sapi dari Australia Dinilai Berbau Politik

Tempat penggemukan sapi disidak Polda Metro
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Yanuar Nugraha
VIVA.co.id
Rutin Impor Daging Sapi, Solusi Turunkan Harga?
- Menteri Perdagangan berencana mengimpor 200-300 ribu ekor sapi hingga akhir tahun. Dalam waktu dekat ini dikabarkan akan masuk impor sapi sebanyak 50 ribu ekor sapi dari Australia.

Pemerintah Buka Keran Impor Daging dari Banyak Negara
Namun, pengamat hukum Umar Husin menilai, kebijakan impor sapi dari Australia ini berbau politik.

Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
"Kenapa kami harus mengimpor dari Australia, bukan India atau Eropa? Saya rasa itu kental berbau politik," ujar Umar, dalam diskusi bertajuk "Mengapa daging sapi dan daging ayam seperti terbenam di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta 22 Agustus 2015.

Dia menjelaskan, pada tahun 1970-an, Indonesia adalah negara yang bisa mengekspor daging sapi ke luar negeri. 

Namun, kini keterbatasan daging sapi di Indonesia membuat harga melambung tinggi. Hal itu, menurutnya, adalah karena kurangnya pengelolaan pada industri pangan, sehingga suplai dan permintaan tidak seimbang. 

"Tahun 1970-an kita bisa ekspor kok, negara kita bisa mengirim ke luar negeri," jelas dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa konsumsi daging sapi terbanyak adalah di Jabodetabek. Untuk mengatasi kekurangan itu hendaknya ada pemerataan pasokan daging sapi dalam negeri terlebih dahulu.

"Sebetulnya yang menjadi krisis adalah di Jabodetabek, 50 persen daging yang kurang adalah di Jabodetabek, konsumsi di Jabodetabek sekitar 1.300 ekor sapi tiap hari. Pemerintah bilang di Nusa Tenggara Timur ada 5.000 ekor sapi. Ini empat hari saja sudah habis di Jakarta," ujar dia.

Umar melanjutkan, bahwa pemerintah seharusnya membuat strategi mengembangkan industri pangan dalam negeri, agar secara perlahan mengurangi impor. 

"Pemerintah hendaknya ada strategi soal pangan. Sambil menunggu kesiapan sapi dalam negeri, agar dibanjiri saja dari luar negeri tidak apa-apa. Kesempatan untuk impor tiga tahun ini, tidak apa-apalah," tutur dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya