Sumber :
- Antara/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id
- PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk membeli kembali (
buyback
) saham, lantaran kondisi pasar yang saat ini tengah berfluktuasi dalam tren melemah.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Sindiran Menkeu Sri ke Wajib Pajak di BEI
Keputusan buyback ini menyusul adanya surat edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperbolehkan perusahaan untuk buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan.
Ketentuannya, seperti total pembelian kembali saham paling banyak 20 persen dari modal disetor (termasuk treasury stocks), dan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor.
Direktur Ramayana Lestari Sentosa, Suryanto, mengatakan bahwa perseroan menyiapkan dana Rp400 miliar untuk pembelian kembali saham, hingga harga maksimum sesuai dengan peraturan berlaku.
Menurut Suryanto, jumlah nominal saham yang akan dibeli perseroan akan bergantung pada harga saham di bursa.
Dia menjelaskan, pembelian kembali saham perseroan diharapkan dapat mengurangi dampak pasar yang saat ini sedang berfluktuasi secara signifikan.
Suryanto berharap, pembelian kembali saham perseroan dapat membuat harga saham Ramayana membaik di pasar bursa.
"Perbaikan harga saham perseroan di pasar bursa diharapkan akan memberikan keuntungan bagi semua stakeholders, dan perseroan akan menjual kembali saham yang dibeli tersebut setelah kondisi pasar membaik," ujarnya, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 24 Agustus 2015.
Adapun, buyback akan dilakukan perseroan melalui salah satu anggota bursa efek yakni, PT Maybank Kim Eng Securities. Kemudian, pelaksanaan buyback akan dimulai 25 Agustus 2015 hingga 24 November 2015.
"Apabila melalui persetujuaan RUPS, maka jangka waktu buyback akan berakhir tanggal 15 Maret 2017," tuturnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ketentuannya, seperti total pembelian kembali saham paling banyak 20 persen dari modal disetor (termasuk treasury stocks), dan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor.
