Rupiah Anjlok, Pedagang Ponsel Naikkan Harga

Acer gelontorkan 3 smartphone LTE sekaligus
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada barang-barang yang selama ini didatangkan dari luar negeri. Telepon selular (ponsel) yang merupakan produk impor harganya mulai beranjak naik hingga 15 persen.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat

"Sebagai importir, kami menghadapi dua masalah yang sangat besar," kata Ketua Asosiasi Importir Seluler Indonesia, Eko Nilam, ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2015.

Kedua masalah itu adalah, pertama akibat menguatnya nilai tukar dolar AS membuat pengusaha harus menyesuaikan harga. Pelemahan rupiah yang terjadi membuat importir ponsel menaikkan harga sekitar 10 persen - 15 persen.

Awal Pekan, Hati-Hati Rupiah Terdepresiasi

"Harga jual harus disesuaikan dengan modal (dalam bentuk) dolar AS," ujarnya.

Permasalahan kedua adalah sepinya penjualan ponsel.

Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat

"Pasar sangat-sangat sepi. Pembeli sangat kurang," ujarnya menambahkan.

Dengan kondisi tersebut, pedagang ponsel tidak lagi memikirkan keuntungan.

"Saat ini, semua importir tidak memikirkan untung. Semua orang berpikir untuk survive dengan keadaan yang tidak menentu ini," kata dia.

Eko mengatakan, importir ponsel menaruh harapan kepada eksportir ponsel dari Tiongkok untuk bisa menurunkan harga. Sebab, mata uang yuan tengah melemah. Penurunan harga ponsel oleh eksportir Tiongkok masih dalam negosiasi karena devaluasi yuan baru terjadi minggu lalu.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya