Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo menilai bahwa pelemahan rupiah saat ini berbeda daripada 2008 lalu. Rupiah yang melemah di 2008, lebih besar disebabkan oleh faktor global. Sedangkan rupiah saat ini, lebih banyak berasal dari faktor domestik.
"Ini murni kondisi dalam negeri 70 persen, 30 persen baru karena luar, yaitu efek bursa global dan The Fed meeting ," ujarnya, kepada
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Ini murni kondisi dalam negeri 70 persen, 30 persen baru karena luar, yaitu efek bursa global dan The Fed meeting ," ujarnya, kepada
VIVA.co.id
, Selasa 25 Agustus 2015.
Lucky menyebut, suku bunga Bank Indonesia yang sebesar 7,5 persen dinilai tidak pro rakyat, lantaran makin memberatkan masyarakat di tengah kondisi perekonomian yang lemah saat ini.
"Suku bunga BI minggu lalu hasilnya sama 7,5 persen. 2008 kan, kepala enam, sekarang kepala tujuh. Kalau mau dibuat sama, kan diturunin. Sekarang sulit, sudah enam kali rapat hasilnya sama. Ini artinya, pemerintah belum punya upaya dan kekuatan mutlak untuk dorong pasar keuangan," tuturnya.
Menurut dia, Bank Indonesia sedang berada di antara dilema antara berhati-hati dan ketakutan. Bank sentral idealnya menurunkan suku bunga menjadi tujuh persen.
Apalagi, lanjut Lucky, pasar saat ini ingin melihat kebijakan baru dari pergantian menteri yang baru saja dilantik. Namun, ternyata sinyal yang diberikan malah sensasi kontroversi. "Kenapa Pak Darmin (Darmin Nasution) dipilih sebagai menkoperekonomian, karena terkenal memimpin dengan suku bunga rendah dan inflasi rendah," ujarnya.
Rupiah yang saat ini mencapai di level Rp14 ribu diperkirakan terus mengalami pelemahan, menuju target Rp14.500 jika dilihat dari ancang-ancang The Fed yang akan menaikkan suku bunganya di September mendatang. Jika suku bunga The Fed naik, maka dipastikan akan mencederai rupiah.
"Orientasi pasar saat ini tidak ingin menciptakan kondisi terbaik. Hanya lebih baik, sudah cukup. Yang paling mungkin dipikirkan hanya bisa bertahan hidup dan bisa jalan," tuturnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
VIVA.co.id