Perempuan Amerika Berunjuk Rasa Sambil Telanjang Dada

Menolak Kedatangan Putin Demonstran Telanjang Dada
Sumber :
  • REUTERS / Laszlo Balogh
VIVA.co.id
Terkait Demo, Hindari Stasiun Juanda dan Gondangdia
- Sekelompok perempuan dengan telanjang dada berunjuk rasa dan memperjuangkan sesuatu yang mereka sebut sebagai kesetaraan. Tanpa merasa malu atau sungkan melihat bagian dada mereka dilihat publik, para wanita itu meneriakkan slogan di pusat keramaian di Times Square. 

Selawat Iringi Perjalanan Demo 4 November ke Istana Negara
Seperti diberitakan laman International Business Times (IBT), Senin, 24 Agustus 2015, aksi mereka itu merupakan bagian dari parade bertajuk "GoTopless Pride" yang bertujuan untuk mengatasi kritik karena bertelanjang dada atau topless.

Demo 4 November, Jupe: Kerukunan Indonesia Dipantau
Di New York, bertelanjang dada tidak bertentangan dengan hukum. Hal itu sudah diatur dalam aturan yang disahkan sejak 1992. 

Kendati begitu, Wali Kota New York, Bill de Blasio dan Komisioner Polisi, Bill Bratton, tetap menganggap wanita yang hanya dicat tubuhnya lalu berfoto bersama turis, sebagai sesuatu yang mengganggu. Gubernur Andrew Cuomo bahkan mengatakan aksi semacam itu sama saja kembali ke era pornografi dan dianggap cukup buruk di masa lalu. 

Menurut juru bicara New York GoTopless, Rachel Jessee, tujuan dari aksi mereka yakni kesetaraan gender ketika terkait kebebasan untuk memamerkan bagian dada mereka. 

Namun, tidak semua pihak setuju dengan tuntutan Jessee. Dua orang turis asal Belanda yang kebetulan tengah bersantai dan melihat aksi unjuk rasa itu justru mempertanyakan maksud dari demonstrasi kelompok tersebut.

"Saya tidak paham mengapa mereka begitu mempermasalahkannya. Apakah sudah tidak ada isu lain yang lebih penting (dibandingkan bagian dada)," ujar Paul Martin. 

Rekannya, Leonie van der Maden sepakat dengan pernyataan Martin. 

"Ini benar-benar konyol! Untuk apa kalian harus berunjuk rasa, kalau memang sudah ada aturan yang melegalkan itu?", tanya Maden. 

Hal tersebut dijawab oleh seorang demonstran bernama Claudia Simondi. Perempuan asal Argentina itu bekerja di AS sebagai bartender. 

"Kami melakukannya karena ini bentuk kebebasan. Ini gratis dan sesuatu yang berbeda. Kenapa tidak?" kata dia. 

Lain lagi dengan pendapat Theresa Crudo. Dia bahkan ikut mengajak putranya yang baru berusia 15 bulan untuk berunjuk rasa. Dia mengatakan, suaminya tak keberatan dengan aksinya itu.

"Payudara adalah sesuatu yang natural, Anda tahu? Saya ingin menunjukkan jika Anda bisa bertelanjang dada di depan publik, maka lakukan apa pun untuk kepentingan anak Anda," ujar Crudo.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya