Rupiah Anjlok, Perajin Bali Terancam Kolaps

Memahat Patung Batu Padas
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Anggota DPRD Bali, Ketut Kariyasa Adnyana, mengatakan krisis keuangan global mulai mengancam sendi-sendi perekonomian di Tanah Air, termasuk di Bali. 

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai Rp14 ribu per dolar AS dinilai akan melumpuhkan sektor usaha kecil yang memproduksi kerajinan ekspor.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Hal tersebut, katanya, mengakibatkan ekspor kerajinan Bali anjlok dan pemasarannya juga akan sangat sulit. Sebab, negara-negara tujuan ekspor sedang diguncang krisis ekonomi.

Kariyasa mengatakan, hasil kerajinan di Bali selama ini lebih banyak diekspor ke kawasan Asia, salah satunya Tiongkok. Namun, belakangan ini banyak negara tujuan ekspor yang sudah melakukan penundaan, karena tengah dirundung krisis global.

Seperti halnya Tiongkok yang sampai saat ini sudah tiga kali melakukan penurunan nilai mata uangnya (devaluasi). Kebijakan itu mengakibatkan melemahnya daya beli, sehingga berdampak terhadap permintaan hasil kerajinan dari Bali. 

Menurut Karyasa, hanya Jepang yang masih menjadi pangsa pasar yang baik bagi Bali. Dia melanjutkan, nilai tukar mata uang rupiah yang terus merosot harus segera diantisipasi oleh pemerintah.

"Kalau nilai rupiah terus melemah dan nilai dolar AS terus meroket, apalagi kalau tembus sampai angka Rp16 ribu per dolar AS, ekonomi Bali dipastikan akan mulai carut marut dan lebih parah dari krisis 1998," ujarnya.

Dia mendorong pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota untuk mempercepat proses serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

"Itu bisa menggerakan perekonomian Bali. Kalau tidak bisa gerakan ekonomi Bali, kami pastikan semua sektor akan terancam, dan pemutusan hubungan kerja tidak terhindari,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya