KUR Jadi Senjata Pemerintah Dorong Ekonomi

darmin nasution
Sumber :
  • REUTERS/Enny Nuraheni
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Pengusaha di skala Usaha Kecil Menegah (UKM) pada 1998 terbukti selamat dari dampak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat itu. Bahkan, jika dikelola dan berkembang dengan baik, bisa menjadi motor perekonomian dalam negeri. 

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Menyadari hal tersebut, pemerintah akan mulai menggelontorkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bulan ini. Sebanyak Rp30 triliun anggaran KUR ditargetkan dapat disalurkan dalam waktu empat bulan kedepan, guna mendorong perekonomian rakyat, sehingga diharapkan dapat mendorong ekonomi nasional. 

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"KUR dikeluarkan untuk menopang usaha-usaha UKM agar segera tumbuh, khususnya di pedesaan, sehingga apabila ada pelemahan ekonomi itu ada kekuatan dari UKM tetap jalan," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Selasa. 25 Agustus 2015. 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, selain karena daya tahannya kepada krisis, ada alasan lain mengapa pemerintah mendorong perkembangan industri khususnya UKM saat ini. 

Menurutnya, di tengah penurunan harga komoditas sumber daya alam Indonesia, sektor ril diharapkan dapat berperan mengantikan kinerja ekspor komoditas di masa depan. 

Baca juga:

"Jangan lupa penurunan harga komoditi belakangan ini dampaknya pada rumah tangga, dan UKM agak besar. Sehingga, adanya KUR akan mempercepat atau cukup berarti bukan hanya memberi pekerjaan dan usaha, tapi akan memperbaiki pendapatan mereka (UKM)," katanya. 

Lebih lanjut Darmin berharap, sektor UKM mengambil kesempatan ini dengan baik. Apalagi bunga KUR tahun ini disubsidi menjadi 12 persen dari sebelumnya sekitar 22 persen. 

"Jadi ini adalah bagian dari upaya pemerintah ya begini-begini bikinnya salurkan KUR, cari investor,  dan yang intervensi (rupiah) ya Bank Indonesia," ucap dia. 

Darmin mengatakan, penyaluran KUR akan dilakukan oleh empat bank yang ditunjuk pemerintah, yaitu, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN). 

"Kredit terutama untuk kredit mikro lebih kurang Rp20 triliun, yang Rp9 triliun untuk retail dan Rp1 triliun untuk DKI Jakarta," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya