- ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli mengakui ada persaingan yang ketat antara pemeritah Jepang dan Pemerintah China untuk bisa membangun kerja sama dalam proyek kereta cepat atau high speed railway (HSR).
Menurut Rizal, dengan adanya persaingan itu, membuat Indonesia patut merasa bangga, karena Indonesia dianggap sebagai lahan yang subur untuk menciptakan investasi di bidang ekonomi, terutama di tengah kondisi ekonomi tanah air yang sedang labil.
"Indonesia senang ada kompetisi bagaikan, ini bagaikan Indonesia itu gadis cantik yang sedang diperebutkan dua pemuda," ujar Rizal di kantornya, di Jakarta, Rabu 26 Agustus 2015
Meski begitu, ia meminta persaingan ini tetap berjalan sebagaimana mestinya, karena siapapun yang nantinya bekerja sama dengan Indonesia, tentunya Indonesia harus tetap diuntungkan.
"Kami ingin proses kompetisi yang fair transparan dan terbuka. Karena dalam kereta cepat ini harus banyak yang diperhatikan, seperti keamanan, kenyamanan, tenor bunganya, pembiayaanya murah atau tidak," kata dia.
Rizal menjelaskan, dalam pembangunan kereta cepat ini, kedua negara harus lebih mengutamakan produk lokal dalam mengerjakan proyeknya. Seperti bahan industri, dan tenaga kerja harus tetap dari Indonesia.
"Kita tetap lihat negara mana yang menawarkan konten lokal industri setinggi mungkin. Jadi, kami ingin sefair mungkin, kita adu-lah siapa yang paling menguntungkan Indonesia," katanya
Seperti diketahui, Rizal Ramli baru saja menggelar pertemuan dengan Asisten PM Jepang Izumi Hiroto, selain membahas kereta cepat, pertemuan itu juga banyak membahas kerjasama kedua belah pihak yang berkaitan dengan sektor maritim dan kelautan.
Kerjasama yang ditawarkan Jepang diantaranya yaitu, pemeliharaan pembangunan kapal-kapal laut terutama di Indonesia Timur dan Papua, dan kerjasama keamanan maritim di perbatasan Selat Malaka
Dukung Rizal Ramli Maju Pilkada, Buruh Mulai Keliling Pabrik
Buruh gelar aksi 1 juta tanda tangan di Kawasan Industri Pulogadung.
