Sentimen Positif The Fed, Saham-saham Wall Street Melejit

Bursa saham di Wall Street, New York.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
- Bursa Wall Street mengalami rebound tajam pada perdagangan Rabu, setelah enam hari berturut-turut anjlok karena kekhawatiran memburuknya ekonomi China. Harga obligasi jangka panjang jatuh, setelah para pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menurunkan ekspektasi tingkat kenaikan suku bunga pada bulan depan. 

Dikutip dari Reuters, Kamis 27 Agustus 2015, nilai dolar juga mengalami rebound karena pemulihan bursa AS tersebut. Namun harga minyak jatuh setelah penarikan stok minyak mentah AS. 

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 619,07 poin atau 3,95 persen, ke 16.285,51. Sementara Standard & Poor's  (S&P) 500 naik 72,9 poin atau 3,9 persen, ke 1.940,51 dan Nasdaq Composite terdorong 191,05 poin, atau 4.24 persen, ke 4.697,54.

Dow dan S & P membukukan keuntungan harian terbesar sejak November 2011 dan Nasdaq memiliki kenaikan terbesar satu hari sejak Agustus tahun itu. Tapi beberapa investor memperingatkan bahwa mantra pelemah pasar mungkin belum akan berakhir.
Tunggu Data Tenaga Kerja, Wall Street Bergerak Datar

"Kami memiliki optimisme bahwa langit tidak jatuh hari ini. Ini tidak berarti itu tidak akan jatuh besok," kata  CEO Sarhan Capital di New York Adam Sarhan. 
Persediaan AS Turun, Harga Minyak Dunia Merangkak Naik

Menurut BATS Global Markets sekitar 10,5 miliar saham di perdagangkan hari itu di bursa AS, jauh diatas rata-rata harian bulan ini 7,6 miliar saham. 
Terkerek Harga Minyak, Bursa Asia Pasifik Bergerak Positif

Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016