Menkeu: Kita Tidak Krisis Ekonomi

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
- Nilai tukar rupiah pada hari ini, Kamis 27 Agustus 2015, belum menunjukkan adanya pergerakan yang positif setelah menembus ke level Rp14.000 dalam tiga hari terakhir.

Awal Pekan, Hati-Hati Rupiah Terdepresiasi

Menyikapi kondisi tersebut, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengakui kondisi rupiah saat ini tidak normal. Namun, dia menegaskan kondisi tidak normal ini tidak serta merta dapat diyatakan krisis layaknya di tahun 1998.
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat


"Saya katakan kita tidak dalam kondisi normal, tapi bukan krisis. Kata waspada adalah kata yang tepat menurut saya," kata Bambang di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 27 Agustus 2015.


Bambang menjelaskan, ada perbedaan yang cukup signifikan apabila kondisi sekarang disamakan seperti krisis moneter di tahun 1998. Yakni dalam sisi fundamental ekonomi dalam negeri.


"Tahun 1998, kita tidak bisa jaga stabilitas makro yang terbuai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sekarang, kita sangat jaga stabilitas ekonomi," ujar dia.


Dia melanjutkan, seiring pemerintah menjaga kestabilan moneter, harus juga diimbangi oleh investasi yang dilakukan oleh kalangan pengusaha. Upaya ini agar sejumlah sektor penopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri tidak mengalami kebangkrutan.


"Saya paham pasti masih
wait and see
(menunggu dan melihat). Khawatir akan pergerakan dolar. Tapi dengan melihat ekonomi global, risiko bisa terjadi. Kita punya cara untuk selamat," ungkapnya.


Oleh karena itu, Bambang meminta kepada kalangan pengusaha untuk tetap berkontribusi membantu pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional agar tidak mudah terkena sentimen negatif global.


"Kalau bapak dan ibu bisa ciptakan sedikit peluang, bisa jadi pemenang. Saya yakin Bapak Ibu tangguh. Pasti bisa lihat celah yang bisa jadi daya saing dikemudian hari," kata dia.




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya