Ekonom: Jangan Panik, Masalah di China Bukan Krisis

Indeks Bursa Saham China
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik
- Apa yang terjadi di China, dinilai mengkhawatirkan. Tetapi, banyak ekonom yang mengatakan tidak ada alasan untuk panik.

Volume Ekspor China Meningkat, Bawa Angin Segar bagi RI?

Memang pasar saham sangat jelek. Bahkan, Shanghai Composite anjlok lebih dari 40 persen dari puncaknya pertengahan Juni.
Investor China Akan Relokasi Pabrik ke Indonesia


Namun, faktanya saham Shanghai Composite masih naik sekitar 35 persen dari waktu ini tahun lalu. Sementara itu, Shenzhen mendapatkan keuntungan 45 persen. Asing memiliki hanya 1,5 persen dari pasar, dan sebagian besar dari warga China berinvestasi di properti dan uang tunai.


"Investor bereaksi berlebihan tentang risiko ekonomi di China," kata Kepala Ekonomi Asia dari Capital Economics, Mark Williams, dilansir dari
CNN Money
, Kamis 27 Agustus 2015.


Hampir di setiap cerita yang ditulis tentang pasar saham global selalu dikaitkan kekhawatiran atas China, sehingga menyebabkan kepanikan pasar. Jadi, dampak pasar bursa China terhadap ekonomi Negeri Tirai Bambu itu sangat kecil.


Berdasarkan data, ekspor dan kegiatan manufaktur yang lambat sepanjang Agustus 2015 menyebabknya gejolak di bursa saham. Namun, indikator lain malah membaik, seperti pertumbuhan gaji menguat, begitu juga konsumsi. Bahkan, China memprediksi pertumbuhan ekonomi tumbuh 6,8 persen pada tahun ini.


Berikut alasan lain untuk tidak panik: China masih memiliki banyak senjata untuk meningkatkan pertumbuhan.


Bank sentral memilih untuk suku bunga yang lebih rendah, yang tetap relatif tinggi, Selasa. Hal ini juga memotong jumlah uang tunai untuk menjaga cadangan.


China juga bisa mempercepat proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan, atau menggelar stimulus fiskal tambahan.


"Pembuat kebijakan China masih memiliki amunisi kebijakan yang cukup baik di bidang moneter serta fiskal," kata ekonom di HSBC, yang memperkirakan pemulihan ekonomi sederhana pada semester kedua tahun ini, yang mengarah ke pertumbuhan 7,1 persen untuk tahun 2015.


Selama krisis keuangan global, pejabat Partai Komunis menanggapi dengan memberikan paket stimulus. Analis mengatakan, para pejabat tidak akan ragu untuk merespons dengan cara yang sama jika ekonomi dalam bahaya.


"Hasilnya adalah bahwa kita melihat pertumbuhan kembali datang," kata Williams. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya