Tata Kelola Kebijakan Moneter BI Harus Akuntabel

Anggota DPR, M Misbakhun.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id
Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina
- Anggota Komisi XI DPR, Misbakhun menilai bahwa kinerja Bank Indonesia (BI) belum maksimal dalam menangani depresiasi rupiah. Hal ini diungkapkannya dalam dialektika demokrasi di
press room
Pimpinan DPR Nilai Sudah Cukup Bukti Jadikan Ahok Tersangka
gedung Nusantara III.
Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR

"BI sebagai pemegang kebijakan moneter mengatakan bahwa lembaganya selalu hadir di pasar untuk menjaga stabilitas, tetapi dengan rupiah Rp14.000 sekarang ini, di mana peran BI?," ungkap Misbakhun.


Ia juga mengatakan bahwa di setiap nilai rupiah jatuh, maka untung BI itu paling besar. "Sekarang ini BI menjadi pembayar pajak terbesar tahun 2014 karena keuntungan valas. Di tahun 2014, keuntungan BI dari valas mencapai lebih dari Rp50 triliun. Dan ini akan menjadi benturan kepentingan," ujar Misbakhun.


Saat ini, BI sedang mengajukan anggarannya untuk tahun 2016. Yang menjadi perhatian Komisi XI adalah bagaimana BI bisa lebih akuntabel dan mengedepankan tata kelola yang baik dalam mengelola kebijakan moneter.


Misbakhun juga mempertanyakan apakah BI sudah benar dalam menjalankan kebijakan moneter. "Kenapa BI hanya menggunakan dua cara untuk menjaga stabilitas rupiah, yaitu intervensi pasar dan BI Rate?," kata Misbakhun.


Oleh karena itu, ia berharap agar kebijakan moneter BI bisa disinkronisasikan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya