RI Targetkan Myanmar Jadi Pasar Baru Ekspor Telur Tetas Ayam

Kios telur ayam di suatu pasar
Sumber :
  • ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin
VIVA.co.id
Kementerian ESDM Perpanjang Izin Ekspor Freeport?
- Industri perunggasan Indonesia, saat ini terus meyakinkan Myanmar, yang dijadikan target untuk mengekspor
paren stock hatching eggs
Ini Misi Ekspor Pertama Enggar Jabat Mendag
, atau telur tetas ayam.

Volume Ekspor China Meningkat, Bawa Angin Segar bagi RI?
Langkah ini dilakukan oleh industri perunggasan Indonesia untuk kembali mengembangkan pasar ekspor baru, yang sebelumnya telur menembus pasar Singapura, dan produk olahan daging ayam yang telah memasuki pasar Jepang.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Muladno, Jumat 28 Agustus 2015, mengatakan ekspor telur merupakan kegiatan bisnis yang saat ini dilakukan PT Japfa Comfeed Indonesia, salah satu perusahaan peternakan.

"Terkait ekspor telur tetas ayam ke Myanmar, ini merupakan kegiatan bisnis Japfa dengan mitra bisnisnya," ujar Muladno, di kantor Kementan, Jakarta.

Hingga akhir tahun ini, kata Muladno, perusahaan tersebut nantinya akan mengekspor sekitar 100 ribu telur tetas ayam yang terbagi dalam tiga pengiriman.

"Masing-masing pengiriman berisi 30-35 ribu butir telur tetas ayam," katanya.

Muladno menilai, proses negosiasi bisnis tersebut tidak selalu berjalan mulus. Bahkan, sebelumnya Myanmar meminta syarat-syarat tertentu, agar telur tetas Indonesia bisa masuk ke Myanmar, salah satunya harus terbebas dari penyakit flu burung.

"Waktu itu ada peraturan di Myanmar, yang tidak memungkinkan untuk mengimpor telur tetas ayam yang belum bebas flu burung, yang sudah tervaksin juga tidak boleh. Tetapi, sulit mencari yang benar-benar bersih," ujarnya

Selajutnya, kata Muladno, pihaknya melakukan pertemuan dengan delegasi Myanmar, yang menjelaskan bahwa ternak yang ada Indonesia sudah bersih dan terjaga dari virus. Kemudian, Myanmar pun setuju dan mengubah peraturannya.

Sementara itu, Senior Manager PT Japfa Comfeed Indonesia, Fitri Nursanti Poernomo, mengatakan alasan dipilihnya Myanmar sebagai pasar ekspor telur tetas, yakni sebagai upaya keamanan akan penyakit flu burung. 

Hal ini, kemudian menjadi solusi yang menguntungkan baik bagi perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor maupun Myanmar yang mengimpor.

"Karena ada kehati-hatian dari Myanmar. Ini win-win solution antarkedua belah pihak. Kalau ini, paling tidak lebih aman," kata Fitri. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya