Ketidakpastian Suku Bunga The Fed, Bursa Wall Street Melemah

Pialang tengah bekerja di lantai Bursa Efek New York
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Senin waktu New York, karena ketidakpastian lanjutan terkait perkembangan China dan Federal Reserve.

Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa 1 September 2015, selama bulan Agustus, perkembangan indeks sebenarnya cukup stabil.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Indeks Dow Jones dan S & P memiliki lima hari keuntungan yang besar dan kerugian kurang dari dua persen. Ini menunjukkan Agustus menjadi bulan yang paling stabil dalam empat tahun terakhir.

Investor hingga saat ini masih menyoroti perkambangan bursa saham China, terutama kaitannya dengan The Fed.

"Saya pikir untuk sementara ini investor lebih menyoroti The Fed, terutama antisipasi laporan tenaga kerja Jumat nanti," kata Mark Luschini, Kepala Investasi Janney Montgomery Scott.

Sementara itu, Vice Chairman Federal Reserve, Stanley Fischer, mengatakan terlalu dini untuk menentukan apakah gejolak pasar yang terjadi pekan lalu akan berdampak pada kemungkinan kenaikan suku bunga di September ini.

Menurutnya, angka inflasi kemungkinan akan membuat ekonomi AS rebound dan memungkinkan untuk menaikkan suku bunga secara bertahap di September.  

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan mendekati 28. 

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 114,98 poin (0,69 persen) ke level 16.528,03, dengan saham Merck yang memimpin pelemahan saham.

Sementara itu, indeks S&P 500 turun 16,69 (0,84 persen) ke level 1.972,18, dipimpin oleh saham sektor perawatan kesehatan. 

Adapun indeks Nasdaq melemah 51,82 poin (1,07 persen) ke level 5.182.

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 1,1 miliar unit saham dengan volume komposit mendekati 3,9 miliar unit saham.

Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar melemah terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi berada di level 2,21 persen. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya