Sumber :
VIVA.co.id
- Harga emas acuan dunia ditutup menguat pada penutupan perdagangan Senin waktu New York, setelah nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap mitra dagang utamanya melemah.
Selain itu, dikutip dari laman CNBC, Selasa, 1 September 2015, menguatnya harga emas juga disebabkan karena melonjaknya harga minyak mentah global menyusul rilis data produksi minyak AS yang menunjukkan penurunan output dan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan akan berbicara dengan produsen minyak lain tentang rendahnya harga minyak saat ini.
Harga emas di pasar spot naik 0,05 persen ke level US$1.134,16 per ons. Selama Agustus, harga emas di pasar spot menguat 3,5 persen, menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2015.
Kekhawatiran investor dengan pertumbuhan ekonomi China telah menyebabkan harga emas menguat.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan, produksi minyak mentah AS mencapai di atas 9,6 juta barel per hari pada April, dan anjlok menjadi 300 ribu barel per hari selama dua bulan berikutnya.
Data tersebut tentu mengejutkan pasar, mengingat langkah AS meningkatkan jumlah rig aktif pengeboran minyak. OPEC memperkirakan saat ini kelebihan pasokan minyak di pasar global mencapai 2 juta barel per hari.
OPEC kemudian menyatakan keprihatinannya pada rendahnya harga minyak mentah saat ini. OPEC pun berjanji akan membahasnya dengan produsen minyak lainnya.
Sementara itu, Vice Chairman Federal Reserve, Stanley Fischer, mengatakan terlalu dini untuk menentukan apakah gejolak pasar yang terjadi pekan lalu akan berdampak pada kemungkinan kenaikan suku bunga di September ini.
Menurutnya, angka inflasi kemungkinan akan membuat ekonomi AS rebound dan memungkinkan untuk menaikkan suku bunga secara bertahap di September.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Vice Chairman Federal Reserve, Stanley Fischer, mengatakan terlalu dini untuk menentukan apakah gejolak pasar yang terjadi pekan lalu akan berdampak pada kemungkinan kenaikan suku bunga di September ini.
