Rekening WNA Diklaim Bisa Bantu Biayai Infrastruktur

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Sukseskan Tax Amnesty, OJK Perlonggar Syarat Modal Sekuritas
- Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mempermudah warga negara asing membuka rekening di perbankan nasional.

DPD Minta Menkeu Tak Sembarang Sunat Anggaran Daerah
Menurut Budi, hal ini merupakan salah satu upaya OJK dalam membantu pembiayaan infrastruktur yang saat ini tengah digenjot oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kinerja Pasar Modal Awal Kuartal III Lampaui Ekspektasi
"Ini bagus. Biar banyak orang asing yang menyimpan uang di bank nasional. Selama ini kan diperketat. Gaji mereka itu besar. Saat ini, kita memang sedang butuh banyak uang untuk biaya infrastruktur," ujar Budi, di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa, 8 September 2015.

Budi menjelaskan, saat ini jumlah nasabah lokal hanya mencapai 60 juta orang. Jumlah ini, menurut dia, belum cukup untuk turut membantu mendanai pembiayaan infrastruktur. 

Hal ini yang menyebabkan pemerintah justru lebih memilih meminjam dana di luar negeri.

"Uang kita kurang, saving investment gap besar. Dengan jumlah segitu, tidak cukup. Kalau kurang, alhasil pinjam kan dari luar negeri. Kalau pinjam, ada tekanan. Itu kenapa Pak Muliaman (ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad) lakukan hal itu. Supaya banyak dana yang berasal dari Indonesia," kata dia.

Selain itu, dengan melihat proyek-proyek infrastruktur yang tengah dilakukan pemerintah, dia mengatakan, perbankan nasional tidak mampu untuk memberikan pinjaman. Sebab, saat ini uang yang tersisa hanya sebesar Rp400 triliun.

"Uang di Indonesia itu sudah beredar Rp4.200 triliun. Yang sudah dipakai untuk kredit Rp3.800 triliun. Buat proyek listrik 35 ribu megawatt (MW) saja butuh Rp700 triliun sampai Rp800 triliun. Ini kan perlu untuk ditingkatkan," kata dia.

Oleh karena itu, dia berharap, dengan adanya kebijakan ini turut membantu pemerintah dalam rangka pembiayaan infrastruktur. 

Dia menambahkan, ke depan, pemerintah tidak lagi meminjam kepada bank internasional yang selalu dianggap negatif oleh beberapa kalangan.

"Kalau bank lokal tidak bisa kasih pinjam, mereka pinjam dari luar negeri. Kalau pinjam dari luar negeri, bayar bunga juga pakai dolar Amerika Serikat. Makanya, kurs kita juga tertekan jadinya. Jadi, mudah-mudahan orang-orang expat ini bisa bikin pemasukan di bank. Jangan hanya di bantal," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya