Kinerja IHSG Dibayangi Sentimen The Fed Pekan ini

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) memasuki perdagangan awal pekan ini diperkirakan masih berfluktuatif, mengantisipasi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Rencananya, pada pertengahan pekan ini The Fed akan menggelar rapat yang menentukan apakah mereka jadi menaikan suku bunga acuannya.  

Analis First Asia Capital, David N Sutyanto, mengatakan sentimen pasar masih akan terfokus pada isu global dan kawasan, terutama menyangkut perkembangan ekonomi Tiongkok dan kenaikan tingkat bunga di AS. Sedangkan dari domestik, akan dipengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik

"Perekonomian China masih menghadapi tantangan perlambatan pertumbuhan sebagaimana terlihat dari lemahnya data-data ekonomi China yang keluar," ujar David kepada VIVA.co.id, Senin, 14 September 2015.
Investor Optimistis, IHSG Lanjutkan Penguatan

Pada perdagangan hari ini, David meramalkan IHSG bergerak bervariasi dengan support (batas bawah) 4.335 dan resisten (batas atas) di 4.390 berpeluang menguat terbatas.
                      
Selain itu, David juga menyampaikan bahwa IHSG akhir pekan lalu bergerak konsolidasi dalam rentang terbatas dan nilai transaksi yang tipis, namun berhasil tutup positif atau menguat 17,207 poin (0,4 persen) di 4.360,468. 

Nilai transaksi di Pasar Reguler tidak sampai Rp3 triliun dan pemodal asing masih mencatatkan nilai penjualan bersih Rp57 miliar.

Kata David, sentimen pasar masih diliputi kekhawatiran menyusutnya likuiditas di pasar global mengantisipasi rencana kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang pertemuan The Fed pekan ini dan depresiasi rupiah atas dolar AS yang berlanjut hingga menembus Rp14.300 akhir pekan lalu.

"Kondisi ini membuat rebound (balik arah) di pasar saham bersifat terbatas di tengah mulai redahnya kekhawatiran gejolak pasar saham China," tuturnya.

Dilihat selama sepekan terakhir, David mengungkapkan, IHSG bergerak anomali dengan tren pasar saham global dan kawasan yang umumnya berhasil rebound. Selama sepekan IHSG terkoreksi 1,24 persen melanjutkan koreksi pekan sebelumnya 0,69 persen.

Sedangkan sejumlah indeks saham utama global pekan kemarin seperti indeks saham Wall Street berhasil menguat rata-rata 2 persen, indeks Nikkei Jepang naik 2,6 persen, Hangseng Hongkong naik 3,2 persen dan ST Singapura naik 0,8 persen selama sepekan.

"Kondisi ini mencerminkan kekhawatiran pasar masih tinggi terutama terkait depresiasi rupiah atas dolar AS sebagai dampak penguatan dolar atas mata uang emerging market menjelang pertemuan The Fed pekan ini," ujar David. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya