Sumber :
- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id
- Tiongkok pada Agustus mencatatkan pertumbuhan investasi dan produksi pabrik di bawah perkiraan analis sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan perlambatan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih berlanjut.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Dikutip pada laman BBC, Senin, 14 September 2015, output pabrik hanya tumbuh 6,1 persen dibandingkan Agustus 2014, di bawah perkiraan analis sebesar 6,4 persen.
Selain itu, pertumbuhan investasi aset tetap --sebagian besar properti-- melambat menjadi 10,9 persen, atau menjadi yang terendah sejak 15 tahun terakhir.
Bukti yang berkembang saat ini adalah perlambatan lokomotif ekonomi dunia telah menyebabkan pasar investasi negara-negara besar jatuh.
Indikasi lain, melemahnya ekonomi dapat dilihat pada jatuhnya penjualan mobil dan impor yang lebih rendah.
Sejumlah produsen Tiongkok memangkas harga pada laju tercepat dalam enam tahun. Sebagian besar disebabkan karena anjloknya harga komoditas.
Sebelumnya, Tiongkok telah memangkas suku bunga acuan hingga lima kali sejak November 2014. Upaya itu dilakukan untuk mendorong pinjaman dan memacu kegiatan ekonomi. Tiongkok juga melakukan sejumlah stimulus moneter untuk membangkitkan perekonomian.
Pemerintah Tiongkok berjanji akan mengambil langkah-langkah lebih untuk meningkatkan permintaan domestik dan meningkatkan ekspor.
Baru-baru ini Tiongkok merevisi pertumbuhan ekonominya pada tahun ini dari 7,4 persen menjadi 7,3 persen, menjadi yang terlemah dalam 25 tahun terakhir.
Langkah terbaru yang dilakukan pihak berwenang Tiongkok adalah melakukan tindakan menuju sistem ekonomi berbasis pasar, dengan menawarkan saham di perusahaan milik negara kepada investor swasta.
Langkah itu, dinilai akan membantu meningkatkan tata kelola perusahaan dan menajemen aset, yang direncanakan berlangsung sebelum 2020.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bukti yang berkembang saat ini adalah perlambatan lokomotif ekonomi dunia telah menyebabkan pasar investasi negara-negara besar jatuh.
