Jual Avtur Lebih Mahal, Ini Ancaman Jonan ke Pertamina

Pesawat sedang diisi avtur di Bandara Mutiara Palu
Sumber :
  • Antara/ Mohamad Hamzah
VIVA.co.id
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, menyatakan penolakannya kepada PT Pertamina yang saat ini menjual avtur dengan harga lebih tinggi, yakni 20 persen dari harga internasional.

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Menurut Jonan, sebagai perusahan Badan Usaha Milik Negara, sudah seharusnya Pertamina tidak mencari keuntungan semata, termasuk dalam penjualan bahan bakar pesawat tersebut.

Pertamina Jamin Stok Premium Tetap Tersedia di Medan
"Karena BUMN seharusnya tidak semata-mata ditujukan untuk mencari keuntungan, tetapi juga harus dukung sebagai pembangunan," ujar Jonan, setelah menggelar rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, di Jakarta, Senin 14 September 2015.

Jonan juga menyatakan, ketidaksetujuannya soal pernyataan Pertamina yang menjual avtur dengan harga tinggi adalah sebagai bagian dari subsidi silang.

"Saya pikir, statement Pertamina itu saya kira tidak benar," katanya.

Bahkan, dia mempersilahkan kepada Pertamina jika ingin keluar dari bandara-bandara komersial yang tingkat penerbangannya terbilang tinggi. 

Jonan mengaku akan memberi kesempatan kepada perusahan swasta minyak dan gas untuk bisa masuk ke bandara tersebut.

Dengan begitu, lanjut Jonan, nantinya para maskapai penerbangan tidak akan lagi ketergantungan dari perusahaan pelat merah itu dalam penjualan avtur.

"Kalau nanti misalnya Pertamina mau cabut, ya saya masukan saja yang bukan Pertamina di bandara-bandara," ujarnya.

Jonan memaparkan, bandara-bandara kecil milik Kementerian Perhubungan saat ini sudah dipasang tempat khusus pengisian bahan bakar avtur untuk maskapai penerbangan. Dalam pemasangan itu, pemasok avtur tidak perlu membayar sewanya.

"Kan di bandara-bandara kecil milik Kemenhub juga pasang instalasi saja, enggak pernah bayar kok. Enggak ada PNBP (penerimaan negara bukan pajak)nya ke Kementerian Perhubungan," kata Jonan.

Seperti diketahui, Pertamina menjual avtur 20 persen lebih mahal karena subsidi silang untuk bandara-bandara yang sepi tingkat penerbangannya. 

Penyebab lainnya, yaitu karena sudah tuanya umur kilang minyak yang ada di Indonesia, sehingga harga pokok avtur produksi dari kilang Pertamina sudah menjadi lebih mahal lima persen dari harga impor.

Selain itu, avtur yang disalurkan dikenakan biaya pungutan bahan bakar minyak (BBM) sebesar 0,3 persen oleh BPH Migas, yang dijadikan sebagai PNBP. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya