Reog Bersanding dengan Slank Keliling Indonesia

Reog Bersanding dengan Slank Keliling Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id - Kementerian Pariwisata dan grup musik Slank akan menggelar pentas musik dengan label Reog & Roll. Pentas itu ditata dengan konsep memadukan Slank dengan Reog Ponorogo. Selain itu juga menyuguhkan tarian dan musik tradisional dari berbagai daerah.
Maumere Siap Jadi Panggung Wisata Nasional dan Dunia

Perpaduan dua budaya yang berbeda itu akan menghasilkan pertunjukan budaya yang berwarna dan unik.
Ini Alasan Bali Sibuk Gencarkan Desa Wisata

Konser Slank Reog & Roll dengan tiket seharga Rp200.000-Rp800.000 itu diselenggarakan di sepuluh kota, yaitu Makasar (9 Oktober), Medan (11 Oktober), Jakarta (16 Oktober), Bandung (23 Oktober), Batam (25 Oktober), Pekalongan (15 November), Semarang (20 November), Yogyakarta (22 November) dan terakhir Bali (29 November).
10 Destinasi Wisata Ini Bakal Saingi Bali?

Reog adalah salah satu kesenian budaya asal Ponorogo, Jawa Timur. Tak hanya topeng kepala singa yang menjadi perangkat wajib kesenian itu, tapi juga sosok warok dan gemblak.

Seni Reog Ponorogo terdiri dari dua sampai tiga tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan enam-delapan pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari menggambarkan sosok singa yang pemberani.

Kemudian tarian yang dibawakan enam-delapan gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari biasanya diperankan penari laki-laki yang berpakaian wanita.

Tarian itu dinamakan tari jaran kepang. Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti Reog Ponorogo yang isinya bergantung kondisi seni reog ditampilkan.

Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng bisa mencapai 50-60 kilogram. Topeng Reog khas Ponorogo yang berat itu dibawa penarinya dengan gigi.

Sedangkan grup musik Slank berbeda dari aliran musik lain. Mereka berani memadukan genre pop, rock n roll, blues dan etnik menjadi suatu aliran musik khas Slank.

Album pertama Slank, Suit..suit..he..he... meledak di pasaran dengan tembang Maafkan sebagai lagu andalan. Lagu itu membuat Slank mendapatkan penghargaan berupa BASF Award pada 1991 sebagai pendatang baru terbaik.

Slank mampu mendobrak tradisi lirik musik Indonesia yang bersopan santun dalam tata bahasa. Dalam hal musik, mereka juga mencampur berbagai jenis musik mulai dari rock, lagu blues dan rock.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menilai konsep konser Reog & Roll merupakan akulturasi budaya yang bagus. Ia menilai Slank sebagai komunitas dan bukan hanya musisi, namun juga dapat menyampaikan pesan kepada generasi muda Indonesia.

"Saya minta bantuan untuk mempromosikan pesona Indonesia. Kalau Slank pasti dibaca jutaan orang Indonesia," kata Menteri saat konferensi pers di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin, 14 September 2015.

Ia juga menganngap Slank bukan sekadar grup band. "Slank sebagai messenger (penyampai pesan), bukan sekadar musicians (musisi), karena Slank adalah komunitas sejak dulu sangat peduli dengan isu sosial yang dituangkan melalui musik," katanya.

Konser Slank itu juga bertujan mengubah pandangan masyarakat yang menganggap musik dengan kemasan tradisional akan membosankan. "Selama ini tradisional dibilang terbelakang, justru kita mau balik tradisional itu cool (keren), apalagi ada Slank," kata Bimbim, penggebuk drum Slank.

Slank akan menampilkan kesenian Reog Ponorogo, yang menjadi maskot dalam tur kali ini, sekaligus menggandeng seniman lokal untuk mempertunjukan karya mereka. Misalnya, saat konser di Bali nanti, akan ada kecak sebagai tarian pembuka atau tor-tor saat mereka tampil di Medan.

"Selama ini tradisional dibilang terbelakang. Kita mau bilang tradisional itu cool (keren). West meet east; Sabang sampai Marauke,“ kata Bimbim. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya