Deregulasi Impor Baja Bisa Hancurkan Industri Domestik

Pekerja mengontrol produk baja batangan
Sumber :
  • Antara/ Asep Fathulrahman
VIVA.co.id
Bangun Pabrik Bahan Baku Baja, Krakatau Rogoh Rp5 Triliun
- Rencana pemerintah untuk menderegulasi impor baja diklaim dapat berkembang ke arah kontra-produktif. Dampaknya, industri baja domestik akan semakin merugi, karena terjadi pengurangan pengawasan pemerintah terhadap baja impor yang sudah bisa diproduksi oleh produsen baja nasional.

Tambah Produksi, Pabrik Baja Ini Impor Mesin dari Jepang
Komisaris PT Krakatau Steel Tbk, Roy E. Maningkas, mengatakan, deregulasi impor baja ini adalah berupa penghapusan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian dan verifikasi surveyor sebelum barang dikirim di pelabuhan muat negara eksportir. 

Penuhi Kebutuhan Nasional, Pabrik Baja Ini Diperluas
Seperti diketahui, pemerintah berencana menderegulasi peraturan yang sudah termuat dalam peraturan tata niaga impor baja sebelumnya.

Menurut Roy, output ekonomi nasional akan mengecil dengan digantikannya produk domestik oleh produk impor dan akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan bahkan ratusan ribu orang, baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.
  
Dia mengatakan, Kementerian Perindustrian adalah pembina industri baja nasional dari hulu sampai hilir, sehingga rekomendasi berupa pertimbangan teknis sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dengan penawaran. 

Dia memaparkan, harmonisasi tarif bea masuk MFN (most favorable nations) seharusnya segera dilakukan, agar terjadi keseimbangan perlindungan untuk produk baja hulu hingga hilir.
 
“Kementerian Perindustrian berkewajiban menjaga agar produsen baja domestik hidup bersama industri pengguna baja secara saling menguntungkan. Verifikasi surveyor juga sangat diperlukan untuk memeriksa kesesuaian barang (spesifikasi dan ukuran) dengan izin impor yang telah dikeluarkan," kata Roy, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 15 September 2015.

Tanpa pre-shipment inspection, dia menambahkan, produk baja impor berpotensi menumpuk di pelabuhan, sehingga produk baja yang masuk ke Indonesia semakin tidak terkontrol penggunaannya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Krakatau Steel, Dadang Danusiri, mengatakan, pengelolaan impor baja penting dilakukan mengingat kelebihan pasokan baja dunia yang sangat besar.  

Dia memaparkan, World Steel Dynamics memperkirakan kelebihan pasokan baja dunia pada tahun ini akan mencapai 400 juta ton, di mana China berkontribusi 178 juta ton.  

“Pasar baja di seluruh dunia berlomba-lomba membuat barrier untuk menghambat impor yang akan menghancurkan industri baja domestik mereka. Sangat mengherankan jika Indonesia membuka pintu lebar-lebar untuk produk baja impor,” ujarnya.

Menurut dia, jika deregulasi impor baja yang kebablasan ini dilakukan, impor baja yang masuk ke Indonesia akan menjadi tidak terkontrol.

Akibatnya, kata Dadang, menjadi tidak terpeliharanya keseimbangan penawaran dan permintaan serta produk baja impor yang semakin murah dan cepat masuk tanpa hambatan akan menyebabkan bangkrutnya industri baja nasional.  

"Selain itu, tidak ada investor yang mau berinvestasi dalam sektor baja di Indonesia,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya