Masyarakat Miskin di Indonesia Bertambah

ILustrasi/Kemiskinan di daerah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik mengungkapkan pada Maret 2015, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang, atau 11,22 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.

Cari Data Investasi Lebih Akurat BKPM Gandeng BPS

Jumlah tersebut bertambah sebesar 0,86 juta orang, dibandingkan dengan kondisi September 2014, yang sebesar 27,73 juta orang, atau sebesar 10,96 persen. 

Kepala BPS, Suryamin, Selasa 15 September 2015, menuturkan, peningkatan jumlah masyarakat miskin ini disebabkan oleh beberapa indikator. Salah satunya adalah dengan melihat laju Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencapai 4,03 persen.
Jawa Sumbang 58,1 Persen Ekonomi RI di Kuartal II 2016

"Dalam skala nasional, harga rata-rata beras ada peningkatan rata-rata sebesar 14,48 persen. September 2014, harga beras itu Rp11,433 per kilogram. Bulan Maret 2015 itu jadi Rp13,089 per kilogram," ujar Suryamin dikantornya, Jakarta Pusat.
Ekonomi Tumbuh karena Pemerintah Lakukan Ini

Selain karena laju inflasi yang tinggi, Suryamin mengakui, pertumbuhan penduduk Indonesia lebih cepat daripada yang diperkirakan. Berdasarkan data penduduk miskin terakhir pada September 2014, ada peningkatan sebesar 0,26 persen.

"Penduduk kita itu, tiga sampai empat juta per tahun pertambahannya. Tetapi, kalau dibandingkan Maret 2015, memang ada penurunan 0,03 persen," kata dia.

Selama periode September 2014–Maret 2015, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,29 juta orang, dari 10,36 juta orang pada September 2014, menjadi 10,65 juta orang pada Maret 2015. 

"Persentase penduduk miskin di pedesaan masih lebih tinggi dibanding perkotaan. Di daerah perdesaan (masyarakat miskin) naik sebanyak 0,57 juta orang, dari 17,37 juta orang pada September 2014 menjadi 17,94 juta orang pada Maret 2015," ujarnya.

Menurut dia, untuk meminimalisir pertumbuhan masyarakat miskin di Indonesia, membutuhkan usaha ekstra bagi pemerintah. Sebab, diakuinya, beberapa negara Asia juga menghadapi permasalahan yang sama.

"Saya sampaikan, pada level 10 sampai 11 persen itu agak sulit di berbagai negara. Di Asia, kalau tidak ada upaya khusus, ya begini," ungkap dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya