Penyakit Robofilia, Robot Pemuas Nafsu Seks Harus Dilarang

Ilustrasi robot seks
Sumber :
  • www.engadget.com
VIVA.co.id
Mengenal Lebih Jauh Tentang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)
- Ilmuwan yang berkutat di bidang robot ternyata tidak setuju dengan adanya sexbot, atau robot yang bisa memenuhi hasrat seksual manusia. Menurut mereka, robot seks bisa menimbulkan kerusakan pada hubungan antarmanusia.

Manusia Tidak akan Merasa Sakit Lagi di Masa Depan

Rupanya perkembangan robot seks menimbulkan dua sisi yang bertentangan. Di sisi lain, ilmuwan ada yang berniat untuk membuat mesin rekayasa buatan yang bisa berbicara dan berhubungan seksual dengan manusia. Namun di sisi lain, ilmuwan menganggap itu sebagai hal yang tidak penting dan tidak perlu.
Trik Kelola 'Cuan' Ala Influencer & Public Figure


"Dengan adanya robot seks, manusia tidak lagi fokus pada hubungan perasaan. Hubungan manusia hanya akan berkutat pada satu hal, fisik. Penciptaan robot seperti itu hanya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap gangguan hubungan antara pria dan wanita, anak-anak dan orang dewasa, pria dengan pria, serta wanita dengan wanita," ujar Dr Kathleen Richardson, ahli etika robot dari De Montfort University, Leicester, seperti dikutip dari
BBC
, Rabu 16 September 2015.


Richardson ingin menyadarkan para pelaku industri robot untuk tidak mengembangkan hal tersebut. Menurutnya penciptaan robot seks akan menyalahgunakan tujuan awal dari adanya teknologi rekayasa buatan.


Sebelumnya, para ilmuwan percaya jika hubungan robot dengan manusia akan semakin dekat. Tidak hanya menjadi asisten dalam kehidupan manusia sehari-hari tapi juga berperan sebagai pemuas nafsu seksual.


Hal ini dikarenakan manusia semakin tertarik menghabiskan waktu dalam dunia virtual, baik game online maupun media sosial. Bahkan menurut seorang psikolog seksual, Dr. Helen Driscoll, hubungan dengan robot bisa meningkatkan kesehatan mental manusia.


Terapis seksual lain, Dr Ian Kerner, mengatakan jika robot bisa menjadi media pengganti untuk kebutuhan seksual manusia. Bahkan bisa membantu manusia yang memiliki masalah atau trauma seksual.


Ketertarikan seksual manusia terhadap robot juga akan menjadi hal yang biasa dalam beberapa tahun mendatang. Peneliti menyebut ketertarikan seksual terhadap robot ini dengan nama Robofilia. Penyakit inilah yang dianggap akan menjadi pengganggu hubungan antarmanusia.


Antusiasme manusia terhadap robot terlihat dengan terjualnya 1.000 unit robot Pepper dalam hitungan jam di Jepang. Robot ini diklaim bisa membaca emosi manusia, menjadi asisten rumah tangga, bercanda dan bergurau, namun memang belum bisa dijadikan pasangan seksual manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya