RJ Lino Bantah Selalu Dapat Beking Jusuf Kalla

RJ Lino
Sumber :
  • indonesiaport.co.id
VIVA.co.id
Pelindo III Bantah Tudingan Intimidasi Pekerja Alih Daya
- Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, RJ Lino, akhirnya buka suara terkait soal banyak beredarnya kabar bahwa selama ini dalam sepak terjangnya di Pelabuhan Tanjung Priok mendapat
backingan
Industri Logistik Protes Tarif Timbun Kontainer Naik 900%
dari Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

Kasus Pelindo, Polri Juga Periksa Adik Bambang Widjojanto
Lino mengatakan, kabar yang sudah beredar luas di ranah publik itu perlu diluruskan oleh dirinya.

"Jadi, banyak orang bilang, kalau saya ini banyak backing (beking/dukungan). Backing itu apa yang saya kerjakan sebagai Dirut Pelindo II," ujar Lino, sesaat sebelum menggelar rapat panja bersama Komisi VI DPR RI, di gedung DPR, Jakarta, Rabu 16 September 2015.

Lino mengaku mengenal baik dengan sosok Jusuf Kalla. Hal itu dinilainya sebagai dampak positif terhadapnya, terutama dalam membenahi Pelabuhan Tanjung Priok.

"Itu (Jusuf Kalla) backing saya selama lima tahun bahwa orang support saya, orang lihat apa yang lima tahun terakhir saya kerjakan. Anda bisa ke Pelabuhan Priok, coba bandingkan Pelabuhan Priok dengan yang dulu," katanya.

Bahkan, Lino mengaku, selama dia menduduki sebagai orang nomor satu di Pelindo II, Pelabuhan Tanjung Priok sudah megalami perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik.

"Sekarang Pelabuhan Tanjung Priok sudah clean, bersih, enggak kayak dulu. Jadi, kalau ditanya soal backing support, saya enggak punya backing support," ujarnya

Seperti diketahui, kedekatan Lino dengan orang-orang di Istana beredar saat dirinya merasa tak terima dengan penggeledahan kantornya oleh Bareskrim Polri. 

Bahkan, ketika itu Lino tidak segan-segan mengadu ke Sofyan Djalil (Menteri Bappenas saat itu), melalui sambungan telepon, bahkan mengancam mundur. 

Tak lama setelah itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, kemudian menelpon Kaporli Jenderal Pol Badrodin Haiti untuk mempertanyakan penyebab penggeledahan itu.

Setelah ramai di perbincangkan publik, secara tidak diduga Komjen Pol Budi Waseso yang saat itu menjabat Kabareskrim Polri posisinya digantikan oleh Komjen Pol Anang Iskandar yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional. (asp).
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya