IHSG Diproyeksi Respons Positif Keputusan The Fed

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) urung menaikkan suku bunga acuannya pada triwulan III ini. Hal tersebut dinilai menghembuskan angin segar di pasar keuangan Indonesia, di tengah risiko meningkatnya keluarnya dana asing karena kebijakan itu. 

Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik
Analis First Asia Capital  David N Sutyanto mengatakan, pada perdagangan akhir pekan ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak bervariasi, namun cenderung menguat, merespons keputusan tersebut.

Investor Optimistis, IHSG Lanjutkan Penguatan
"IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.365 hingga 4.410 cenderung menguat," ujarnya pada VIVA.co.id, Jumat, 18 September 2015.

IHSG kemarin berhasil rebound setelah dua sesi perdagangan sebelumnya mengalami koreksi dalam rentang konsolidasi. IHSG kemarin berhasil menguat moderat 45,872 poin (1,06 persen) di 4.378,385.

"Penguatan ini terjadi di tengah pasar saham Asia yang bergerak bervariasi menanti hasil pertemuan The Fed akhir pekan ini yang diprediksi akan kembali menunda kenaikan tingkat bunganya hingga akhir tahun ini," tuturnya.

Di samping faktor spekulasi pasar atas penundaan kenaikan tingkat bunga The Fed, penguatan kemarin turut dipicu sentimen keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan BI Rate di 7,5 persen untuk tujuh bulan berturut-turut.

"BI menghadapi situasi sulit untuk menurunkan tingkat bunganya di tengah meningkatnya risiko arus dana keluar (capital outflows) mengantisipasi kenaikan tingkat bunga The Fed," ujarnya.

Semalam, Wall Street bergerak ke teritori negatif merespons pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen dan data ekonomi AS yang keluar. Indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi koreksi 0,39 persen dan 0,26 persen. Sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,10 persen.

Sebagaimana diperkirakan sebelumnya, The Fed pada pertemuan September ini kembali menahan tingkat bunganya pada level saat ini, 0-0,25 persen, tidak ada perubahan sebagaimana banyak dispekulasikan sebelumnya.

Mengulangi pertemuan sebelumnya, menurut David, Janet Yellen kembali mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang tengah melambat, inflasi AS yang rendah dan pasar perumahan AS yang masih lemah, untuk membiarkan tingkat bunga tetap pada level saat ini. 

Keputusan The Fed tersebut mencerminkan ketidakpastian atas prospek pemulihan ekonomi Negara tersebut ke depan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya