The Fed Tak Jadi Naikkan Suku Bunga, RI Masih Tertekan

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai ditundanya kenaikkan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), menimbulkan reaksi pasar yang berbeda-beda.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

Terdapat negara yang menunjukkan penguatan, lantaran merasa bahwa perekonomian Amerika Serikat, dan mata uang AS tidak jadi menguat seperti yang diperkirakan.

"Tetapi, untuk negara berkembangan tetap ada tekanan," ujarnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat 18 September 2015.

Agus mengatakan, selama ini terdapat anggapan yang keliru bahwa dengan AS menunda kenaikan suku bunganya akan berdampak positif pada perekonomian negara berkembang. Padahal, di negara berkembang justru terlihat harga komoditi terus turun. Pertumbuhan ekonomi dunia pun akan melambat.

"Dan, itu juga berdampak pada Indonesia," tuturnya.

Agus mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi dunia akan ada di kisaran 3,3 persen, bahkan lebih buruk dari tahun lalu. BI melihat bahwa hal itu juga berdampak pada harga komoditi yang masih akan jatuh.

Namun, kata Agus, secara umum pihaknya melihat tren yang baik. Sebab, fundamental Indonesia yang paling utama, yaitu inflasi, tetap terkendali. BI meyakini, target inflasi hingga akhir tahun yang sebesar empat persen plus minus satu persen akan tercapai.

"Ekonomi di Indonesia, kita lihat defisit transaksi berjalan menuju kondisi lebih sehat walaupun defisit, yang sebelumnya dari minus empat pada kuartal 2014 lalu sekarang menjadi minus dua," katanya. (asp)

Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016