Anak Usaha Lion Air akan Operasikan Bandara Lebak Banten

Boeing 737-900ER milik maskapai Lion Air berada di hanggar Maintenance Repair and Overhaul (MRO)
Sumber :
  • Antara/ Joko Sulistyo
VIVA.co.id - Anak usaha maskapai penerbangan Lion Air, PT Maja Raya Indah Semesta (MRIS), akan mengoperasikan Bandara Lebak, Banten.
AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia

Terkait dengan rencana tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai regulator bidang penerbangan mengatakan, jika anak usaha Lion Air tersebut tetap bersikukuh untuk mengoperasikan Bandara Lebak, sebelumnya harus memenuhi persetujuan kelayakan lokasi bandara dan memerhatikan faktor keselamatan.
Jokowi: Kereta Akan Kurangi Macet di Bandara

“Persetujuan kelayakan lokasi bandara harus memenuhi tujuh kriteria, yaitu pengembangan wilayah, ekonomi dan finansial, teknis pembangunan, lingkungan alam, sosial, angkutan udara, dan operasional," kata Direktur Bandar Udara, Agus Santoso, dikutip dari laman Kemenhub, Sabtu 19 September 2015.
Air France Luncurkan Maskapai Berbiaya Murah

Menurut Agus, dengan melihat situasi dan kondisi kepadatan lalu lintas penerbangan, khususnya di Jakarta dan sekitarnya, maka dimungkinkan untuk dibangun bandara lain guna mendukung bandara yang telah existing.

Akan tetapi, secara operasional bandara baru tersebut tidak boleh mengganggu operasional bandara yang sudah ada.

“Dengan dioperasikannya Bandara Lebak, tidak boleh mengganggu training area Bandara Curug, dan manuvering area Bandara Internasional Soekarno-Hatta maupun ruang udara bandara yang sudah ada," kata Agus. 

Keberadaan Bandara Lebak yang berdekatan dengan bandara lain seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Halim, Bandara Curug, Bandara Rumpin yang dikelola TNI AU, dan Bandara Atang Sanjaya di Bandung sangat dipertimbangkan Kementerian Perhubungan untuk memberikan izin pengoperasian Bandara Lebak.

Direktur Navigasi Penerbangan, Novie Riyanto, mengatakan secara garis besar Kemenhub tidak menghalangi rencana anak perusahaan Lion Air tersebut untuk mengoperasikan Bandara Lebak.

Namun, dikarenakan landas pacu/runway di Bandara Lebak hanya satu, maka otomatis akan berbenturan dengan ruang udara bandara lain. “Kami sarankan calon pengelola harus melakukan re-orientasi terhadap runway dengan mempertimbangkan komponen crosswind," kata Novie.

Pertimbangan dari sisi topografi, Novie menambahkan kondisi di sekitar bandara Lebak berbukit-bukit sehingga akan mempersulit aktivitas take off/landing pesawat. Akibatnya, nanti akan menutup training area Bandara Curug di mana untuk opsi ini tidak diperbolehkan oleh Kemenhub.

Saat ini, Kemenhub masih menunggu jawaban dari PT MRIS untuk dapat menjelaskan kelayakan pengoperasian bandara di Banten tersebut. Jika tidak ada jawaban, maka Kemenhub akan mempertimbangkan kembali pemberian izin pengoperasian bandara tersebut, karena aspek keselamatan merupakan yang utama dalam penerbangan, termasuk bandara.

Sebelumnya, dikatakan Agus, aksesibilitas Bandara Lebak cukup bagus, terdapat beberapa industri, dan lokasi tidak terlalu jauh dari Jakarta. Jika bandara ini jadi dioperasikan oleh PT MRIS, diharapkan akan mengurangi beban passenger dan kargo di Bandara Soekarno-Hatta yang sudah melebihi kapasitas. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya