Zulkifli Hasan: Pancasila adalah Konsep Perdamaian Dunia

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Sumber :
VIVA.co.id
Soal Pilkada Kembali ke DPRD, Ini Kata Ketua MPR
- Di Taman Perdamaian (Peace Park) Kompleks MPR/DPR/DPD RI Senayan, Jakarta, Senin 21 September 2015, berlangsung sebuah seremoni sederhana, tapi punya makna besar bagi kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga bangsa di dunia.

Bom Sarinah, Ketua MPR Nilai Aparat Tak Kecolongan

Hari Perdamaian Dunia yang merupakan agenda tahun PBB diperingati setiap 21 September, itulah yang diperingati di Taman Perdamaian itu. Para tokoh lintas agama, LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya beserta jajaran berkumpul di taman itu.
Zulkifli Hasan: Posisi Ketua DPR Hak Golkar, Kita Hormati

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan

Istimewanya, peringatan Hari Perdamaian Dunia di Indonesia kali ini disertai pula deklarasi sebuah gerakan baru, yang dinamakan Indonesia Bergerak Menyelamatkan Bumi, disingkat SIAGA Bumi. Gerakan ini sangat penting, seperti dikatakan Ketua Pengarah Tim Penggerak SIAGA Bumi Prof. Dr. Din Syamsuddin.


"Gerakan ini menjadi penting, karena lawan kita hari ini adalah ketidak adanya perdamaian," ujar Din Syamsuddin.


Menurutnya, hal itu termanifestasi dalam bentuk kebodohan, kemiskinan, keserakahan, ketidakadilan, dan sebagainya. Maka, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, dunia lewat PBB mencari solusi melalui perdamaian dunia berkelanjutan.


Ketua MPR RI DR (HC) Zulkifli Hasan yang tiba ditempat acara langsung dari Bandara sekembalinya dari kunjungan ke Tiongkok, dalam pidatonya menekankan dua hal yang perlu kita perhatikan. Pertama, para pendiri bangsa pada 1945 telah merumuskan konsep perdamaian luar biasa, yang kita namakan Pancasila.


Konsensus yang dicapai oleh pendiri bangsa itu menyebutkan apa pun agamanya, apapun etnis, kita adalah satu, bangsa Indonesia. Perbedaan menjadi peluang untuk membangun bangsa ini.


“Jadi, jelas bahwa para pendiri bangsa telah meletakkan dasar-dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Zulkifli Hasan yang tampil setelah pidato Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.


Kedua, menurut Zulkifli Hasan, sesuai Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, tujuan bernegara adalah memakmurkan rakyat. "Kita maju atau tidak bukan bergantung pada sumber daya alam, melainkan karena pendidikan," ujar Zulkifli Hasan, seraya menceritakan hasil perjalannya ke Tiongkok, yang barusan dilakukan.


Menurut Zulkifli,  negeri Tiongkok memiliki sumber daya alam yang tidak begitu besar, tapi mereka menguasai teknologi, bisa membuat kapal selam yang canggih dan bisa membuat pesawat udara. “Sedangkan kita mengandalkan sumber daya alam,”ujarnya.


Setiap tahun, kata Zulkifli, Indonesia memproduksi 600 juta ton batubara dan itu menimbulkan kerusakan lingkungan yang luar biasa.


“Nah, sekarang kita maunya bagaimana? "Ya, kalau tidak ada alternatif lain, kita terpaksa kembali mengandalkan sumber daya alam, itu artinya, kita akan sulit menjaga lingkungan," ucap Zulkifli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya