Aksi Jual Komoditas Bikin Wall Street Tergelincir

Bursa Wall Street
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Bursa saham Wall Street tergelincir pada Selasa waktu setempat, setelah didera aksi jual komoditas yang menyeret turun saham dan turunnya saham pemasok Volkswagen karena skandal produsen mobil asal Jerman tersebut. 

Ramaikan Pasar MPV Mewah, VW Boyong Caravelle ke GIIAS
Indeks saham S & P  turun 1,8 persen, memimpin penurunan saham Newmont Mining (NEM.N) yang terkoreksi 6,3 persen menjadi US$15,59.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Kekhawatiran akan pertumbuhan di China yang lambat dalam dua pekan terakhir, menekan harga komoditas ke level terendah. Ditambah lagi, dengan harga tembaga dan logam industri yang merosot, serta harga minyak mentah yang ditutup turun. 

Berita mengenai  skandal Volkswagen yang melakukan kecurangan terhadap uji emisi kendaraan, turut memicu aksi jual global dalam pasar saham otomotif. 

Saham pemasok Volkswagen, yaitu BorgWarner dan  Delphi Otomotif (DLPH.N) melemah. Saham BorgWarner turun 7,6 persen menjadi US$39,37, Delphi kehilangan 3,6 persen menjadi US$74,44, dan saham Ford (FN) turun 2,8 persen menjadi US$13,92.

Saham Biotech jatuh untuk hari kedua, setelah calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton, mengatakan dia akan mengusulkan harga obat menjadi US$250. Indeks Nasdaq Biotech turun 1,7 persen.

"Ini China. Ini Fed. Ini memperlambat pertumbuhan global. Kabar tentang Volkswagen menjorok industri otomotif," kata Tim Ghriskey, kepala investasi Solaris Group di Bedford Hills, New York, dilansir dari Reuters, Rabu 23 September 2015.

Dow Jones Industrial Average turun 179,72 poin, atau 1,09 persen ke level16.330.47, S & P 500 kehilangan 24,23 poin atau 1,23 persen menjadi 1.942,74, dan Nasdaq Composite turun 72,23 poin atau 1,5 persen menuju 4.756,72.

Keputusan Fed minggu lalu untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol, membuat investor mempertanyakan kapan bank sentral AS akan membuat langkah besarnya.

Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart, mengatakan pada Senin waktu setempat, kenaikan suku bunga tahun ini masih mungkin. Lockhart dijadwalkan untuk berbicara lagi pada Selasa. Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen akan berbicara pada Kamis.

Ketidakpastian tentang suku bunga The Fed, serta kekhawatiran perlambatan ekonomi di China telah membuat investor menepi selama berminggu-minggu. 

Menurut data Thomson Reuters, sekitar 7,3 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian sekitar 8,3 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya